“Pecahannya 59 persen. Artinya menir, makanan ayam, tapi dikemas sebagai premium,” tegasnya.
Menurut Amran, praktik tersebut merupakan contoh paling telanjang dari bagaimana Serakah-nomics bekerja: meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan menipu konsumen dan merusak struktur pasar pangan nasional.
Ia menegaskan bahwa negara tidak boleh lagi membiarkan pelaku besar menguasai pasar dan merugikan produsen kecil.
“Negara hari ini perlu berpihak kepada yang selama ini dirugikan. Sistemnya harus dibenahi menyeluruh agar petani, penggilingan kecil, dan konsumen tidak lagi dikorbankan,” tegasnya.
Langkah Konkret: Kanal Aduan Cepat “Lapor Pak Amran”
Sebagai aksi nyata memperkuat perlindungan di lapangan, Mentan Amran menyiapkan kanal WhatsApp “Lapor Pak Amran” (082311109390) sebagai sarana pengaduan cepat bagi seluruh petani Indonesia. Kanal ini ia pegang langsung bersama tim pengawasan Kementan.
“Silakan melapor. Identitas pelapor kami jaga sepenuhnya. Bila ada penyimpangan seperti pupuk palsu atau harga di atas HET, kami akan tindak tegas,” ujarnya.
Amran meminta setiap laporan disertai informasi lengkap seperti alamat kios atau distributor, jenis pelanggaran, serta jenis pupuk yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET)—yang telah diturunkan 20 persen oleh pemerintah.
“Ini nomor aku pegang, langsung ditindaklanjuti. Saatnya kita perangi mafia, koruptor, seluruh yang merugikan sektor pertanian. Kita harus lindungi 160 juta petani Indonesia,” tegas Amran. (*)

