PEDOMANRAKYAT, JAKARTA – Visi penurunan harga beras yang diusung Andi Amran Sulaiman sejak ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang juga Menteri Pertanian (Mentan), mulai terwujud secara gradual.
Dalam implementasinya, Amran menekankan strategi kolaboratif dalam menggencarkan pengawasan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras di setiap lini rantai pasok.
Mentan/Kepala Bapanas Amran yang berjuluk Mister Clean itu, menjabarkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (24/11/2025), bahwa intervensi pemerintah dilaksanakan secara terpadu.
Melalui pembentukan tim yang terpadu tersebut mampu mengintensifkan berbagai program intervensi yang dapat menekan harga beras di pasaran.
“Izin Ketua. Ini kami baru 1 bulan, hampir 2 bulan menjabat, kami mencoba memantau harga pangan harian. Di awal kami mendapatkan harga di atas HET dan naik itu sampai 200 kabupaten kota. Lalu turun menjadi 100 kabupaten. Sekarang terakhir 48 kabupaten. Di 48 kabupaten kami tempatkan personil Bapanas, Dirkrimsus Polri, dan Bulog,” urai Amran.
“Adapun penurunan harga beras dilakukan melalui intervensi terpadu. Mulai dari operasi pasar penyaluran beras SPHP, bantuan pangan, penguatan distribusi cadangan pangan daerah hingga pengawasan di lapangan. Jadi terpadu, kami membentuk tim terpadu untuk menurunkan pangan, ternyata sangat efektif,” ungkapnya lagi.
Tim terpadu tersebut adalah Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras yang sejak 20 Oktober 2025 telah dibentuk dan serentak dijalankan di seluruh Indonesia. Gagasan besar ini termaktub dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 375 Tahun 2025.
Satgas ini merupakan buah manis dari sinergisitas, mulai dari Polri, Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, Kementerian Perdagangan, Perum Bulog, dan pemerintah daerah.

