Materi berikutnya disampaikan oleh Dr. Abdul Jamil Wahab, M.Si, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang mengulas peran riset dan inovasi dalam pembangunan berkelanjutan.
Ia menegaskan bahwa agenda Asta Cita harus dijalankan berdasarkan data dan kebutuhan masyarakat, dan mahasiswa memiliki ruang luas untuk terlibat dalam riset kebijakan.
Pemateri ketiga, Gus Azhar Bahfie, S.Pd, M.Pd, Ketua Persatuan Mahasiswa Pecinta Tanah Air Indonesia (PMP) DKI Jakarta, menyoroti pentingnya aktivisme mahasiswa serta peran organisasi kepemudaan dalam menjaga semangat nasionalisme di era digital.
Ia mengingatkan bahwa partisipasi mahasiswa tidak boleh berhenti pada kritik, tetapi harus diwujudkan dalam aksi nyata dan kolaborasi lintas komunitas.
Pada sesi panelis mahasiswa, Salsabila Ismanita, Ketua DEMA Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, menyampaikan pentingnya ruang dialog yang lebih besar bagi mahasiswa untuk menyampaikan pandangan mereka terhadap kebijakan negara.
Melalui kegiatan ini, Diskusi Politik ala Gen Z diharapkan menjadi momentum bagi generasi muda untuk meningkatkan kesadaran politik, berpikir kritis, dan berkontribusi lebih aktif dalam pembangunan bangsa. (*)

