“Kita bisa membangun infrastruktur dan meningkatkan SDM, tetapi semua itu tidak berarti apa-apa jika keharmonisan dan kedamaian rapuh,” tegas Bupati Toraja Utara, Frederik V. Palimbong.
Bupati juga mengajak seluruh peserta seminar untuk terus menanamkan nilai moderasi beragama kepada generasi muda. Ia menekankan bahwa setiap orang boleh taat dan mendalami agamanya secara radikal dalam arti positif, tetapi tidak boleh mengganggu keyakinan orang lain. Inilah esensi moderasi beragama, berjalan di tengah, tidak ekstrem ke kiri atau ke kanan”, tambah Frederik V. Palimbong.
Selain itu, Bupati Toraja Utara juga mengajak untuk turut mendorong gerakan penguatan moral dan religius di Toraja Utara, antara lain Gerakan Cinta Alkitab bagi umat Kristiani, Gerakan Cinta Al-Quran bagi umat Islam, Gerakan Cinta Anak bagi para orang tua, serta Gerakan Cinta Alam bagi seluruh masyarakat, Nilai-nilai lokal Tallulolona—lolo tau, lolo patuan, dan lolo tananan—disebutnya sebagai fondasi harmoni sosial di Toraja Utara.
Kepada para guru dan orang tua, untuk diingatkan pentingnya membekali anak-anak dengan kemampuan menghargai diri sendiri, menghormati perbedaan, serta menjaga toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Bekal inilah yang akan membantu mereka hidup dan beradaptasi di perantauan, saat menempuh pendidikan dan memasuki dunia kerja nantinya, pungkasnya.
Di akhir sambutannya, Bupati membuka secara resmi Seminar Moderasi Beragama, dan berharap kegiatan tersebut dapat memperkuat keharmonisan serta memperdalam pemahaman antar umat beragama di Kabupaten Toraja Utara.(pri).

