Didepan Mahasiswa, Bupati juga menyampaikan tantangan Toraja Utara sebagai kabupaten termuda di Sulawesi Selatan, termasuk sering berpindahnya lokasi kantor bupati yang berdampak pada keberlanjutan tata kelola pemerintahan. Ia menegaskan bahwa pemerintah kini berkomitmen memastikan pembangunan kantor pemerintahan permanen di Kecamatan Rantepao sebagai ibu kota kabupaten dan telah mengajukan perencanaannya ke Bappenas.
Selain itu, Bupati menjelaskan bahwa gedung kantor sebelumnya kini dialihfungsikan menjadi rumah sakit dalam Program Hasil Terbaik dan Cepat (PHTC) Pemerintah Pusat, sehingga untuk sementara aktivitas pemerintahan dilaksanakan di kantor sementara.
Dalam sambutannya, ia juga mengajak mahasiswa untuk memahami kekayaan budaya Toraja, terutama arsitektur Tongkonan sebagai identitas masyarakat Toraja. Tongkonan tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat pelaksanaan upacara adat serta simbol kekerabatan yang diwariskan turun-temurun.
“Tongkonan dibangun tanpa menggunakan paku, dan para tukang bekerja berdasarkan keterampilan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Inilah kekhasan arsitektur Toraja yang patut dipelajari,” jelasnya.
Harap Bupati, studi lapangan ini dapat menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam memahami kearifan lokal, arsitektur tradisional, dan tantangan penataan ruang di Toraja Utara”, kunci Bupati Toraja Utara. (pri).


