“Marga Yap Indonesia Bersatu bukan hanya wadah kekerabatan. Ini ruang edukasi, ruang sosial, dan ruang pengabdian. Di sinilah pentingnya organisasi marga ke depan: harus relevan, terbuka, dan memberi manfaat nyata,” tegasnya.
Ketua Umum Perkumpulan Marga Yap Indonesia Bersatu, Sugeng Prananto, juga menyampaikan pesan penuh makna. Ia menggambarkan organisasi ini sebagai rumah baru—rumah yang ingin dibangun setidaknya untuk dua hal: memperkuat ikatan keluarga dan memperluas kontribusi sosial.
“Periode pertama ini adalah fondasi perjalanan panjang kita. Kami ingin memastikan organisasi ini tidak hanya menyatukan keluarga besar Yap, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan negara,” ujarnya.
Sugeng menyadari bahwa keberlanjutan sebuah marga tak terletak pada sejarahnya semata, tetapi pada bagaimana ia membesarkan generasi mudanya. Karena itu, program pendidikan, pelestarian budaya, solidaritas sosial, hingga pengembangan pemuda menjadi prioritas.
“Kita ingin anak-anak muda Yap bangga dengan identitasnya, tumbuh percaya diri, dan berprestasi. Organisasi ini harus menjadi rumah yang memberi semangat,” katanya.
Di akhir sambutannya, Sugeng menyampaikan apresiasi kepada PSMTI dan seluruh tokoh yang hadir. “Dukungan hari ini adalah energi besar bagi kami. Semoga kolaborasi organisasi marga Tionghoa semakin kuat, sehingga kontribusi kita bagi Indonesia juga semakin besar.”
Di balik seluruh rangkaian acara, suasana yang paling terasa bukanlah formalitas, melainkan kehangatan keluarga. Dari perbincangan kecil di meja makan, tawa yang pecah di sudut ruangan, hingga pelukan panjang antaranggota marga—semuanya memperlihatkan bahwa identitas dan persaudaraan masih menjadi rumah terpenting bagi banyak orang.
Perkumpulan Marga Yap Indonesia Bersatu kini memulai langkah baru. Dengan tradisi di tangan dan harapan di dada, mereka ingin memastikan bahwa nama Yap tidak hanya menjadi kenangan leluhur, tetapi juga cahaya bagi generasi masa depan. (ab)

