PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Guncangan hebat yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera belum lama ini menyisakan duka mendalam. Dalam hitungan detik, rumah-rumah kokoh berubah menjadi timbunan puing, menyapu bersih harapan dan kenangan yang selama ini dijaga oleh ribuan keluarga. Gemuruh tanah, teriakan panik, dan kepulan debu menjadi awal dari episode kelam yang akan lama diingat para penyintas.
Di tengah kerisauan itu, suara tangis anak-anak, kepanikan remaja, hingga kepasrahan para orang tua bercampur menjadi satu. Banyak di antara mereka hanya sempat memeluk orang terdekat sebelum seluruh bangunan ambruk, memaksa mereka berjuang antara hidup dan mati. Ketika debu mereda, yang tersisa hanya kesunyian, reruntuhan, dan seruan minta tolong dari mereka yang terjebak di balik puing-puing.
Sejumlah desa yang semula damai kini tinggal nama. Jalanan yang dulu ramai dipenuhi aktivitas warga berubah menjadi bentang luas kehancuran. Ribuan orang kehilangan tempat tinggal, sebagian kehilangan keluarga, dan banyak pula kehilangan arah akan bagaimana harus memulai kembali hidup mereka. Namun, justru dalam saat-saat seperti inilah solidaritas manusia diuji.
Kabar duka ini menggema ke seluruh penjuru negeri dan mengetuk hati banyak orang. Di berbagai daerah, panggilan kemanusiaan bergema dan menggerakkan masyarakat untuk kembali membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang tak pernah diam ketika saudaranya kesusahan. Salah satu pihak yang bergerak cepat adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
BAZNAS, melalui jaringannya dari pusat hingga daerah, menyerukan ajakan kepedulian nasional. “Bencana Sumatera membutuhkan kita semua!” menjadi pesan yang mengalir deras ke seluruh relawan dan masyarakat. BAZNAS Kota Makassar, sebagai bagian dari jaringan tersebut, turut menjadi salah satu yang paling responsif menyikapi tragedi ini.

