PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Guncangan hebat yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera belum lama ini menyisakan duka mendalam. Dalam hitungan detik, rumah-rumah kokoh berubah menjadi timbunan puing, menyapu bersih harapan dan kenangan yang selama ini dijaga oleh ribuan keluarga. Gemuruh tanah, teriakan panik, dan kepulan debu menjadi awal dari episode kelam yang akan lama diingat para penyintas.
Di tengah kerisauan itu, suara tangis anak-anak, kepanikan remaja, hingga kepasrahan para orang tua bercampur menjadi satu. Banyak di antara mereka hanya sempat memeluk orang terdekat sebelum seluruh bangunan ambruk, memaksa mereka berjuang antara hidup dan mati. Ketika debu mereda, yang tersisa hanya kesunyian, reruntuhan, dan seruan minta tolong dari mereka yang terjebak di balik puing-puing.
Sejumlah desa yang semula damai kini tinggal nama. Jalanan yang dulu ramai dipenuhi aktivitas warga berubah menjadi bentang luas kehancuran. Ribuan orang kehilangan tempat tinggal, sebagian kehilangan keluarga, dan banyak pula kehilangan arah akan bagaimana harus memulai kembali hidup mereka. Namun, justru dalam saat-saat seperti inilah solidaritas manusia diuji.
Kabar duka ini menggema ke seluruh penjuru negeri dan mengetuk hati banyak orang. Di berbagai daerah, panggilan kemanusiaan bergema dan menggerakkan masyarakat untuk kembali membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang tak pernah diam ketika saudaranya kesusahan. Salah satu pihak yang bergerak cepat adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
BAZNAS, melalui jaringannya dari pusat hingga daerah, menyerukan ajakan kepedulian nasional. “Bencana Sumatera membutuhkan kita semua!” menjadi pesan yang mengalir deras ke seluruh relawan dan masyarakat. BAZNAS Kota Makassar, sebagai bagian dari jaringan tersebut, turut menjadi salah satu yang paling responsif menyikapi tragedi ini.
Ketua BAZNAS Kota Makassar, Dr. HM. Ashar Tamanggong diruang kerjanya pada Selasa (2/12/2025), menegaskan bahwa membantu korban bencana bukan hanya tindakan kemanusiaan, tetapi juga ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ia mengingatkan bahwa Al-Qur’an dan hadis menekankan pentingnya menolong dalam kebaikan dan takwa sebagai fondasi memperkuat ukhuwah Islamiyah. Dalam situasi tertentu, jelasnya, membantu korban musibah bahkan dapat menjadi kewajiban tiap individu.
Islam mengajarkan bahwa setiap tindakan bantuan, sekecil apa pun, akan bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat karena Allah SWT. Terlebih dalam kondisi darurat, nilai sedekah dan amal jariyah menjadi berlipat ganda. Para ulama pun sepakat bahwa menolong korban bencana termasuk kategori Fardu Kifayah yang bisa berubah menjadi Fardu Ain apabila tidak ada pihak lain yang mampu melaksanakannya.
Melihat beratnya situasi para korban, BAZNAS Kota Makassar mengusung tema besar “Zakat Bantu Korban Bencana” sebagai wujud nyata kepedulian. Lembaga pemerintah nonstruktural yang beralamat di Jalan Teduh Bersinar No. 5, Kecamatan Rappocini, ini mengajak seluruh masyarakat Makassar untuk ikut menyalurkan kebaikan demi meringankan beban sesama.
Kepala Bidang Pengumpulan BAZNAS Kota Makassar, Darmawaty, menggambarkan lembaganya sebagai “rumah bagi kebaikan” yang lahir dari kepedulian warga Kota Daeng. Menurutnya, kebaikan yang disalurkan melalui BAZNAS tidak hanya bermanfaat di Makassar, tetapi juga menjangkau saudara-saudara di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, hingga Padang, yang kini tengah berjuang melewati masa sulit.
Bantuan yang disalurkan tidak hanya berupa materi, tetapi juga dukungan moral, doa, dan tindakan positif lainnya. “Satu donasi kecil dari seorang muslim bisa menjadi harapan besar bagi para korban,” ujarnya. BAZNAS Makassar membuka akses donasi melalui rekening Mandiri, BCA, dan BSI atas nama BAZNAS Makassar, serta menyediakan kontak WhatsApp untuk konfirmasi. (Din Pattisahusiwa)

