Stadion Turatea: Dari Sunyi Puluhan Tahun, Menuju Babak Baru Kebanggaan Jeneponto

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, JENEPONTO - Pada sebuah sore yang seringkali berangin di Binamu, seorang anak kecil tampak menggiring bola di lapangan berpasir Stadion Mini Turatea. Sesekali ia berhenti, menatap ke tribun yang kusam—bekas cat dan plesteran dibdingnya sudah mengelupas, rumputnya tak rata, dan pagar pembatasnya tak lagi sempurna. Di wajahnya terselip tanya, “Kapan stadion ini berubah?”

Pertanyaan itu sebenarnya sudah puluhan tahun bergema di Jeneponto. Stadion Mini Turatea—yang dulu diresmikan Bupati Jeneponto - Sulsel Palangkey Dg. Lagu pada 18 Januari 1985 bertepatan dengan pembukaan MTQ Ke-14—telah begitu lama dibiarkan sebagai lapangan seadanya. Dari generasi ke generasi, ia menjadi ruang yang dipakai apa adanya: tempat pertandingan bola antar kampung, latihan komunitas, hingga sekadar arena anak-anak menendang bola di petang hari.

Namun tahun 2025 menandai titik baliknya. Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, harapan itu benar-benar mendapat bentuk nyata.

Ketika Janji Tak Sekadar Wacana

Bupati Jeneponto H. Paris Yasir dan Wakil Bupati Islam Iskandar baru setahun menjabat ketika kabar besar itu diumumkan: revitalisasi Stadion Mini Turatea mulai dikerjakan pada Oktober 2025.

“Insya Allah, bulan 10 tahun ini kita bangun stadion mini Turatea,” ujar Bupati Paris Yasir setiap bertemu awak media atau menjawab percakapan via telepon, penuh nada optimistis.

Awalnya, publik mengetahui bahwa anggaran revitalisasi berada di kisaran Rp 7 miliar. Namun data terbaru menunjukkan lompatan signifikan: pada 23 Agustus 2025, Pemprov Sulawesi Selatan menetapkan alokasi Rp 13,5 miliar khusus untuk revitalisasi Stadion Turatea melalui bantuan keuangan kepada Pemkab Jeneponto.

Kabar itu menjadi angin segar, terutama bagi warga yang bertahun-tahun melihat stadion hanya “menunggu nasibnya”.

Desain Baru

Jika dulu Stadion Turatea hanya dikenal sebagai lapangan bola, maka rancangannya kini melampaui itu. Pemerintah daerah menggandeng sejumlah desainer dan arsitek untuk membuat konsep stadion multifungsi yang dapat digunakan seluruh warga.

Baca juga :  Bhayangkari dan Personel Polsek Pallangga Bagikan Paket Buka Puasa

Di dalamnya nanti akan tersedia:

Lapangan sepak bola standar

Lapangan basket

Jogging track yang aman bagi masyarakat

Area publik serbaguna

Upaya menyediakan jogging track bukan tanpa alasan. Bupati Paris menyadari bahwa banyak warga yang rutin berlari di jalan raya setiap sore—kondisi yang rawan dan mengganggu arus lalu lintas.

“Kami harus peka dan segera memberikan solusi,” tegasnya.

Revitalisasi ini dilakukan bertahap selama dua tahun. Pembangunan tribun terbuka dan tertutup, serta area pedestrian luar, dijadwalkan dikerjakan pada tahap berikutnya.

Kebanggaan yang Pernah Hilang

Bagi warga Jeneponto, stadion bukan sekadar bangunan. Ia adalah simbol identitas daerah. Tempat anak-anak bermimpi menjadi pemain profesional. Ruang bagi komunitas menyalurkan hobi. Arena kecil yang pernah menghidupkan euforia setiap kali ada turnamen desa.

Selama bertahun-tahun, stadion itu seakan “tertinggal”. Dan ketika kabar revitalisasi diumumkan, banyak warga merasakan sesuatu yang jarang muncul: rasa diakui.

“Baru kali ini pemerintah betul-betul menyentuh fasilitas olahraga,” ujar seorang pemuda lokal yang sering berlatih bola di sana. “Rasanya seperti mimpi.”

Pemimpin Baru dan Rentetan Perubahan

Revitalisasi stadion hanyalah salah satu dari sederet program yang mulai terlihat sejak Paris Yasir dan Islam Iskandar dilantik.

Beberapa di antaranya:

Penambahan unit mobil pemadam kebakaran dari 4 menjadi 6 unit

Perbaikan berbagai jaringan irigasi hingga petani kembali bisa panen dua kali setahun

Pengaspalan jalan rusak di sejumlah titik strategis

Bantuan alat pertukangan, perbengkelan, bantuan UMKM

Bantuan dana masjid dan puluhan rumah layak huni bagi warga kurang mampu

Di tengah deretan program itu, Stadion Turatea tetap menjadi sorotan karena nilainya bersinggungan langsung dengan kebanggaan publik.

Stadion itu bukan sekadar renovasi fisik—tapi juga upaya mengembalikan martabat ruang publik yang sudah lama hilang.

Baca juga :  Ramalan Zodiak Hari Ini 15 Januari 2025: Prediksi Keuangan, Karier, dan Asmara

Harapan Baru Tumbuh

Jika kelak revitalisasi selesai, anak-anak di Binamu tidak lagi berlari di lapangan berpasir. Komunitas olahraga akan punya rumah baru. Dan Stadion Mini Turatea akan kembali seperti dulu—atau lebih baik: sebuah ruang yang tidak hanya menampung pertandingan, tetapi juga menyimpan cerita dan harapan generasi baru Jeneponto.

Setelah puluhan tahun, akhirnya stadion itu tidak lagi menunggu. Ia sedang bangkit, pelan tapi pasti, menjelma menjadi landmark baru Butta Turatea. ( ab )

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Tutup dan Boikot Aktivitas MyRepublic, Aliansi Mahasiswa Desak Pengusiran Vendor Asing di Makassar

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Gelombang protes kembali terjadi di Kota Makassar. Aliansi Mahasiswa Pemerhati Fiber Optik Kota Makassar kembali...

Bidang Pidana Militer Menyapa Kampus: Menghadirkan Wawasan Baru bagi 400 Taruna Polimarim Makassar

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Suasana hangat terasa sejak pagi ketika ratusan Taruna dan Taruni Politeknik Maritim (Polimarim) Makassar berbaris...

Marga Yap dan Jejak Persaudaraan: Saat Identitas, Nilai, dan Harapan Masa Depan Bertemu

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Di sebuah ruang perjamuan yang hangat di Restoran Sun City, Jakarta Utara, Minggu (30/11/2025), puluhan...

Disdik Sulsel Gelar Rapat Koordinasi Pendidikan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menegaskan perlunya sekolah memperkuat program unggulan masing-masing saat berbicara...