“Kemarin di lapangan kami melihat langsung di Tapanuli Tengah, masih ada kebutuhan tambahan beras. Kami sudah ACC 5.000 ton di tempat pengungsian, dan kami siapkan cadangan tiga kali lipat dari kebutuhan agar tidak ada satu orang pun kekurangan beras,” ujar Mentan Amran.
Bantuan yang telah disalurkan sebelumnya meliputi Rp3 miliar untuk masyarakat Tapanuli Tengah serta paket bantuan pangan untuk Aceh senilai Rp 67,5 miliar berupa 5.000 ton beras dan Rp 7,16 miliar minyak goreng. Total bantuan yang telah dan sedang dikirim mencapai Rp 107,6 miliar.
“Saudara-saudara kita di daerah terisolasi memang harus dijangkau pakai helikopter. Tapi kemarin kami melihat sendiri: mereka antre rapi, mengambil satu-satu tanpa syarat KTP. Itu sebabnya distribusi harus cepat dan tanpa birokrasi yang menghambat,” kata Amran.
Untuk memastikan operasi berjalan 24 jam, Kementan–Bapanas menugaskan Satgas gabungan di tiga provinsi. Seluruh satuan kerja di tiga provinsi tersebut ditetapkan sebagai posko bantuan resmi Kementan–Bapanas.
“Stok nasional aman. Cadangan beras kita 3,8 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah. Beras sudah berada di provinsi masing-masing, tinggal diambil begitu ada permintaan dari gubernur atau wali kota,” tambah Mentan Amran.
Mentan Amran menutup dengan menegaskan bahwa operasi kemanusiaan ini harus dijalankan tanpa jeda.
“Saudara-saudara kita tidak punya waktu menunggu. Ini darurat. Kami siap 24 jam, dan semua tim yang ditugaskan tetap di lapangan sampai distribusi selesai,” pungkasnya. (*)

