Pemerintah, lanjut amanat tersebut, berkomitmen memperkuat perlindungan dan pemberdayaan perempuan melalui penghapusan diskriminasi, pencegahan kekerasan berbasis gender, serta pengarusutamaan gender dalam seluruh agenda pembangunan.
Komitmen ini diwujudkan melalui penguatan regulasi, perlindungan hukum, dan kebijakan yang memastikan perempuan memiliki ruang aman, setara, dan bermartabat untuk berkontribusi.
Menutup amanat Menteri PPPA yang dibacakan Sudarmi Narwis, disampaikan penegasan bahwa “Kita tidak boleh berhenti pada peringatan.
Diperlukan langkah nyata, kolaborasi lintas sektor, serta komitmen berkelanjutan agar perempuan Indonesia dapat berpartisipasi penuh dalam pembangunan dan menjadi fondasi menuju Indonesia Emas 2045.”
Momentum Hari Ibu menjadi penegasan bahwa penguatan kapasitas ASN tidak bisa dilepaskan dari peran dan kontribusi perempuan di ruang publik dan birokrasi.
Melalui Pusjar SKMP LAN, Lembaga Administrasi Negara terus meneguhkan komitmen melahirkan ASN masa depan yang kompeten, berintegritas, dan inklusif, dengan semangat Bigger dalam skala dan legitimasi kelembagaan, Smarter melalui inovasi pembelajaran dan penguatan intelektualitas, serta Better dalam aksesibilitas dan tata kelola yang adil.
Di titik inilah peringatan Hari Ibu menemukan maknanya dalam kerja institusional, ketika ASN yang kompeten menjadi dasar pelayanan publik yang bermutu, dan pada akhirnya menghadirkan tujuan bersama ASN Kompeten, Rakyat Sejahtera.
Demikian Humas Pusjar SKMP LAN Makassar, Adekamwa, menyampaikan melalui rilis kepada media ini. (re)

