Usai salat, suasana pun mencair. Polisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan jamaah terlibat obrolan santai namun sarat makna. Berbagai isu dibahas, mulai dari harga kebutuhan pokok, pergaulan remaja, hingga upaya mencegah balap liar, tawuran, dan konflik sosial yang kerap muncul saat malam tahun baru.
Salah seorang jamaah mengaku terkesan dengan pendekatan yang dilakukan Polri. “Sekarang polisi datang salat berjamaah, duduk bersama, ngobrol santai. Rasanya dekat dan menenangkan. Kami jadi lebih paham dan lebih respect,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Aipda Adil juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membimbing anak-anak, khususnya menjelang malam pergantian tahun.
“Kami mengajak orang tua untuk membangun kedekatan dengan anak-anaknya. Bangunkan subuh, ajak ke masjid, isi waktu dengan hal positif. Ini cara paling efektif mencegah kenakalan remaja,” tegasnya.
Pendekatan berbasis ibadah dinilai lebih efektif karena berlangsung dalam suasana yang penuh ketenangan, menumbuhkan kesadaran kolektif tanpa tekanan.
Melalui Safari Memakmurkan Masjid yang dirangkaikan dengan Operasi Lilin 2025, Polres Pelabuhan Makassar kembali menegaskan komitmennya sebagai Polri untuk Masyarakat—hadir dengan wajah humanis, merangkul, dan membangun kepercayaan publik.
“Kami berharap masyarakat ikut ambil bagian menjaga lingkungannya. Mari’ki sama-sama sambut tahun baru dengan aman, sederhana, dan penuh doa demi Makassar yang rukun dan kondusif,” tutup Aipda Adil.
Dengan pendekatan religius yang menyejukkan, Polres Pelabuhan Makassar terus memperkuat pondasi kamtibmas, dimulai dari masjid, dari momen ibadah, dan dari hati yang sama-sama ingin menghadirkan kebaikan. (*)

