Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Mereka yang senantiasa menasihati orang lain untuk tidak berbohong dan senantiasa berkata jujur, namun faktanya orang tersebut gemar dan suka berbohong, maka yang bersangkutan dapat disebut sebagai seseorang yang tidak menyatunya kata dan perbuatan.
Ungkapan tidak menyatunya kata dan perbuatan merupakan kalimat yang agak sopan bagi mereka yang tidak melaksanakan kebaikan yang dianjurkan kepada orang lain, kasarnya mereka disebut sebagai orang munafik.
Sikap munafik, adalah tidak menyatunya kata dan perbuatan. Rasulullah SAW mengisyaratkan ciri orang munafik ada tiga. Pertama, jika berkata ia bohong, Kedua, jika berjanji senantiasa diingkari, dan ketiga mengkhianati amanah yang dipercayakan kepadanya.
Alquran 61: 2-3, mengecam mereka yang senantiasa mengumbar kata-kata dalam melaksanakan kebaikan, namun mereka tidak melakukannya.
Surat ini mengingatkan, orang-orang yang percaya kepada Allah SWT untuk tidak menyatakan sesuatu yang tidak mereka lakukan. Perintah agar orang beriman menyatukan kata dan perbuatan, agar mereka tidak termasuk ke dalam golongan kaum munafik, lain di bibir, lain di hati.
Manusia yang memiliki terbiasa mengucapkan yang tidak dilakukannya, akan senantiasa gelisah atau tidak tenteram hidupnya. Kalau seseorang hidupnya tidak tenteram, lantas bagaimana mereka dapat menikmati kebahagiaan? Kaum munafik adalah mereka yang senantiasa melawan hati nuraninya sendiri.
Islam mengajarkan, ketika seseorang jujur pada diri sendiri bukanlah semata-mata karena adanya dampak keluar yang positif dari padanya, tapi juga karena dampak ke dalam berupa ketenteraman yang menjadi pangkal kebahagiaan itu sendiri.