PEDOMANRAKYAT, RANTEPAO – Gerakan tarian yang ditampilkan penari Diaspora Papua cukup rapih dan penuh kekompakan dalam pentas Perayaan Peringatan Injil Masuk Toraja 110 di halaman Gereja Jemaat Rantepao. Penampilan yang diperagakan dari penari-penari Diaspora Papua cukup energik yang dipadukan dengan seragam Papua yang unik di hari ke-9 dengan membuat pengunjung dan peserta lainnya memberikan dukungan dan aplaus yang meriah.
Rombongan para Diaspora Papua diboyong ke Toraja sebanyak 100 orang lebih dan masuk dalam urutan wilayah 6 Diaspora dalam Peringatan Injil Masuk Toraja (IMT) yang dibawa koordinasi ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Papua oleh Yusuf Rombe Pasarrin. Dalam rombongan Diaspora Papua turut hadir anggota DPRD asal Papua, para pengurus IKT dan kaum pemuda pemudi asal Papua yang sudah suguhkan tarian tarian dalam peringatan IMT 110.
Ketua IKT Mimika Papua Yusuf Rombe Pasarrin saat dimintai tanggapan
dan kesannya Minggu (19/03/2023) lewat selulernya mengatakan, Perayaan IMT 110 tahun ini cukup baik serta sukses, dan ini bentuk bersyukur. “Saya melihat, perayaan ini sangat menyatu dengan kebhinekaan tunggal ika, berbeda-beda tetap satu, karena saat devile para peserta terlihat menggunakan busana adat dari daerah asal masing-masing, yakni dari Makassar dengan busana Baju Bodo, Kalimantan, Bali, Papua dan lainnya,” katanya.
Kata Yusuf Rombe yang disapa bapak Lika, selain devile, para peserta juga terlihat tampil dengan tari-tarian khas kedaerahannya yang diramu dalam satu sanggar tari, yaitu Sanggar Tari Nusantara, namun saat tampil peserta tari-tarian waktunya terbatas di hari penutupan IMT itu.