PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Kepala Pusat Riset (Kapus) Manuskrip Literatur dan Tradisi Lisan (MLTL) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr.Sastri Sunarti, M.Hum mengatakan, di Indonesia banyak kantong manuskrip yang perlu ditransliterasi.
“Banyak yang menyimpan naskah dan unsur-unsur yang ada di dalamnya tidak tersimpan dalam sejarah, tetapi ada dalam naskah,” ujar Dr.Sastri Sunarti, M.Hum pada pembukaan Program Riset Kolaborasi Manuskrip yang didanai Yayasan Ashari Djojohadikusumo, BRIN, dan Universitas Hasanuddin di Ruang Senat Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas, Senin (7/7/2025).
Program Riset Kolaborasi kerja sama tiga pihak ini dibuka Dekan FIB Unhas Prof. Dr. Andi Muhammad Akhmar, SS, M.Hum. Riset kolaborasi ini melibatkan 10 mahasiswa dari tiga departemen, yakni Sastra Daerah, Sastra Sejarah, dan Sastra Asia Barat. Mereka, menurut Dr. Husnul yang menjadi Tim Pengelola Program, para peserta sudah menjalani empat tahap seleksi, termasuk membaca naskah lontara. Total peserta yang ikut seleksi 28 orang.
Menurut Sastri Sunarti, dalam manuskrip akan banyak manfaatnya. Namun untuk mentransliterasinya memerlukan keahlian khusus. Kerja filologi tidak berhenti pada alih naskah saja, tetapi hingga pada publikasi ilmiahnya. Dia bangga dengan munculnya banyak mahasiswa perempuan yang terlibat dalam riset kolaborasi manuskrip ini.
“Pusat Riset MLTL mengajak para mahasiswa magang di BRIN dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan juga mengambil program nondegre,” ujar Sastri Sunarti sambil menambahkan, di BRIN para periset rata-rata berusia 50 tahun ke atas, namun kini banyak mahasiswa yang sudah dapat mentransliterasikan manuskrip.
Muhammad Hasbiansah Sulfahri, SS, M.Rech mewakili Yayasan Ashari Djojohadikusumo (YAD) menyambut gembira adanya kerja sama riset ini. Pihaknya memberikan banyak beasiswa untuk kegiatan pendidikan, sastra, pelestarian lingkungan, dan pelestarian budaya yang menjadi kegiatan utama.