Penggunaan istilah asing yang eksis dua tahun terakhir ini masa pandemi Covid-19, menjadi bagian kecil yang dapat menggeser penggunaan bahasa Ibu, ungkap Timsel Anggota KPU Sulsel Pemilu 2019 ini.
Momen bekerja dari rumah dan belajar dari rumah seharusnya digunakan untuk berinteraksi menggunakan bahasa daerah sebagai bentuk pelestarian bahasa pertama yang dominan digunakan oleh masyarakat Indonesia yang bersuku bangsa.
Langkah dapat digunakan melestarikan bahasa daerah di masa pandemi yaitu: berinteraksi menggunakan bahasa daerah di rumah; mengenalkan anak-anak mengenai keberagaman budaya (peninggalan sejarah di ranah keluarga ataupun memperkenalkan cerita-cerita rakyat).
Menuntun anak untuk melihat tayangan-tayangan mengenai pelestarian budaya, tandas Tim Penyelia PPG Kemenristekdikti RI.
Pemertahanan bahasa daerah maka akan mempertahankan karakter dalam diri setiap individu/kelompok.
Ragam bahasa daerah di Sulsel sesuai data Badan Bahasa terdapat empat belas bahasa daerah, yaitu bahasa Bojo, Bonerate, Bugis, Bugis De, Konjo, Laiyolo, Lemolang, Makassar, Mandar, Masserengpulu, Rampi, Seko, Toraja, dan Wotu.
Upaya dapat dilakukan dalam melestarikan bahasa daerah itu dengan membiasakan diri memakai bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari
Memasukkan pelajaran bahasa daerah dalam kurikulum sekolah. Menggiatkan acara TV lokal yang menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa utama, tegas Sekjen DPP Kesatuan Masyarakat Wajo ini.
Menghidupkan bahasa daerah dalam lomba-lomba, misalnya lomba pidato bahasa daerah dan lomba mendeklamasikan puisi bahasa daerah.
Menghimbau pemerintah untuk melakukan penyuluhan tentang pentingnya melestarikan bahasa daerah, ungkap dosen penguji dan pembimbing S3 di PPs-UNM dan PPs-UIN Alauddin ini.
Menggunakan bahasa daerah pada saat di rumah. Menjadikan bahasa daerah menjadi bagian dari muatan lokal di sekolah, ungkap Ketua PP IKA SMP Neg 1 Tanasitolo.***