Sekalipun demikian, ia mengharapkan pemimpin yang mampu menjaga marwah organisasi. Dan, pemimpin yang memberdayakan kader kader PMII. “Tentunya, yang paling utama adalah menjaga soliditas kader dalam keorganisasiaan,” tutupnya.
Pernyataan senada dikemukakan Dr. Mulyadi, M.Pd. Akademisi yang juga Sekretaris Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sulsel itu menambahkan, IKA PMII setidaknya harus selalu hadir, dan berkontribusi dalam setiap gerakan perubahan.
Sebab, di era disrupsi saat ini, tentunya banyak tantangan ke depan yang semakin kompleks. Karena itu, butuh figur yang tepat. Figur yang ikut aktif dalam mengelaborasi perubahan melalui program-program yang lebih kreatif dan inovatif.
Seperti Prof. Wahyuddin Naro, Dr.Mulyadi juga tidak menyebut nama ketua yang paling tepat memimpin IKA PMII lima tahun ke depan. Hanya saja, dosen Universitas Islam Makassar (UIM) ini mengharapkan Muswil nantinya memilih pemimpin secara musyawarah mufakat.
“Jika muswarah mufakat terjadi, maka saya meyakini, siapapun figur yang disepakati akan bekerja maksimal, dan berada pada semua kader. Pemimpin hasil musyawarah itu juga bakal menjadi panutan semua kader. Tentunya, tidak terlepas dari telah menapak jalan panjang di organisasi kaum NU ini. Baik di internal ke-PMII-an, maupun organisasi kemasyarakatan lain.
Yang jelas, demikian Mulyadi, siapapun ketua IKA PMII nantinya, harus siap menjalankan amanah. ”Sebagai seorang kader PMII, kalau organisasi memanggil, maka tentu harus tergerak,” urainya. (din pattisahusiwa – Humas ISNU Kota Makassar)