PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Kebakaran yang menimpa rumah Zainuddin Karim – pembersih kuburan bersama rumah anaknya di Buakana, Kecamatan Rappocini, persisnya di belakang Kampus Universitas Indonesia Timur (UIT), Sabtu, 5 Maret kemarin mendapat perhatian serius Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.
Ketua lembaga pemerintah nonstruktural yang berkantor di Jalan Teduh Bersinar, Kecamatan Rappocini itu, HM. Ashar Tamanggong langsung memimpin pemberian bantuan ke posko kebakaran, Ahad, 6 Maret pagi tadi.
Usai memberikan bantuan berupa beras, air mineral, dan tikar yang diterima Santi (41) anak sulung Zainuddin Karim, HM. Ashar Tamanggong didampingi Komandan BAZNAS Tanggap Bencana (BTB), Junaidi dan dua staf, Asrizal dan Syarifuddin Pattisahusiwa juga melihat secara langsung kedua rumah yang hangus dilalap si jago merah.
ATM sapaan akrab Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kota Makassar itu juga mendengar penjelasan sebab musibah naas yang menimpa keluarga Zainuddin Karim, persis di RT.A, RW.04 Nomor 25.1 dan No 25.2 tersebut.
Di hadapan keluarga korban, ATM meminta tetap tabah menerima cobaan yang dihadapi. “Setiap musibah yang datang, merupakan cobaan Allah. Karena itu, kita harus pasrah menerima cobaan ini,” ujarnya.
Di bagian lan, ATM menambahkan, bantuan yang diberikan jangan dilihat dari jumlahnya, melainkan niatan suci yang lahir dari seluruh jajaran BAZNAS Kota Makassar, untuk meringankan beban korban.
“Bantuan yang diberikan BAZNAS Kota Makassar ini, merupakan donasi dari para Muzakki di Kota Makassar kepada BAZNAS,” ujarnya seraya menambahkan, ke depan BAZNAS juga tetap memperhatikan keluarga korban.
Seperti diketahui, kebakaran yang terjadi sekitar pukul 13.00 Wita, Sabtu 5 Maret 2022 menghanguskan rumah Zainuddin Karim – penjaga kuburan, dan rumah anaknya di Buakana.
Di lokasi kejadian, Tim BTB dipimpin Komandannya, Junaidi bersama warga membersihkan puing-puing rumah bekas jilatan si jago merah, sekaligus mengasesmen para korban. Kedua rumah yang hangus terbanyak dihuni empat kepala keluarga dengan jumlah 11 jiwa.
Zainuddin Karim (66 tahun) dikonfirmasi awak media mengaku, saat kejadian, dirinya masih berada di masjid. “Iye, setelah shalat duhur, saya masih duduk-duduk di masjid. Namun, setelah mendengar rumah terbakar, maka saya lari ke rumah. Hanya saja, saya sudah tidak bisa masuk ke rumah. Api sudah menjalar dan membakar rumah,” ujarnya.
Menurutnya, dirinya pasrah dengan kebakaran tersebut. “Ya, mungkin inilah Tuhan menurunkan cobaan bagi saya dan keluarga. Saya terima saja. Mau dibilang apa lagi, kalau sudah terjadi. Saya pasrah. Dan, untung saja, tidak ada korban, dan api juga tidak menyebar ke rumah-rumah tetangga lainnya,” tuturnya, seraya menambahkan, dirinya sudah lebih sepuluh tahunan menjadi pembersih kuburan.
Soal apa yang diperoleh dari menjaga kuburan, ayah enam anak itu dengan senyuman menjawab, tidak ada gaji.
“Saya menjaga kuburan keluarga, tetapi tidak ada imbalan apa-apa. Hanya, jika saja, ada yang datang ziarahi kuburan keluarganya, biasanya saya dikasih sekitar Rp 50.000. Tetapi uang itu saya pakai juga untuk kebersihan lokasi kuburan,” tuturnya lagi. (din pattisahusiwa)