Setelah menikah, sang pemuda menikmati kebahagiaan yang luar biasa, punya istri cantik, muda, dan kaya raya. Saat itu, sang pemuda sudah melupakan niatnya untuk bunuh diri, apalagi masalah yang dihadapi di masa lalu, kini sudah tergantikan dengan kebahagiaan yang luar biasa. Tadinya ingin mati, kini sang pemuda takut mati.
Suatu malam sang pemuda tersebut bermimpi didatangi Malaikat pencabut nyawa, sang Malaikat berkata,”Besok, jam sembilan pagi, engkau akan mati.”
Sang pemuda terkejut, terbangun dari tidurnya di atas sebuah tempat tidur yang mewah. Saking takutnya, sang pemuda berupaya meninggalkan rumah, untuk menghindari Malaikat pencabut nyawa. Saat itu, suasana di luar rumah sedang gelap, hujan deras disertai suara petir yang bergemuruh, walau demikian sang pemuda nekat meninggalkan rumah tanpa pamit lagi kepada istrinya.
Sang pemuda memacu kendaraannya dengan kencang, saat melintasi tikungan tajam tempat tiga tahun lalu sebuah bis terjun ke dalam jurang akibat ulahnya, sang pemuda makin takut, sebab saat itu persis jam sembilan.
Akibatnya, sang pemuda tidak dapat mengendalikan kendaraannya karena terlalu lama melihat jam tangannya. Ban mobilnya terselip dan terjatuh ke dalam jurang, sang pemuda tewas saat itu juga.
Oleh karena itu, mari kita syukuri hidup ini, kematian jangan dicari, tetapi juga tidak perlu takut mati. Kata Kyai dan guru- guru saya, “Berani hidup tak takut mati, Takut mati jangan hidup.” Allah a’lam
Makassar, 6 Maret 2022