Polres Maros dan Densus 88 Mabes Polri Gelar FGD, KP Agus : Masyarakat Masih Kaku Dengan Isu Radikal

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAROS - Kepolisian Resor Maros bekerjasama dengan Detasemen Khusus 88 antiteror Mabes Polri menggelar kegiatan FGD yang merupakan akronim dari Focus Group Discussion bersama masyarakat Kecamatan Mallawa, bertempat di aula Kantor Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Rabu pagi (09/03/2022).

Kegiatan konsolidasi dan penguatan wawasan kebangsaan digelar dengan menghadirkan unsur Kepolisian, unsur TNI dan pemerintah membahas perihal pencegahan paham radikalisme intoleran berkembang di masyarakat khususnya di kabupaten Maros.

Kegiatan FGD tersebut turut menghadirkan anggota Densus 88 Mabes Polri dan ulama, tokoh agama sebagai pembicara serta para penyuluh agama, seluruh kepala desa serta tokoh masyarakat sebagai peserta FGD.

Ketua TIM Densus 88, KP Agus mengatakan, masyarakat kita ini masih kaku dengan isu radikal, bisa jadi karena ketidaktahuan atau karena perbedaan pemahaman cenderung intoleran kepada pihak yang berbeda dengannya. Sehingga kurang waspada tentang perkembangan dan penyebaran paham intoleran dan radikal di tengah masyarakat.

"Data dari kami memang pelaku terorisme yang saat ini ada di Poso Sulawesi Tengah namun sebagai daerah penyangganya Sulawesi Selatan ini sudah kami profiling dan banyak di Sulsel dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini", katanya.

Perkembangan paham-paham intoleran dan radikal bisa sangat cepat tersebar dimasyarakat karena laju informasi di zaman saat ini sulit dibendung.

"Jika hal ini terus dibiarkan maka beberapa tahun kedepan bangsa kita ini bisa hancur seperti beberapa negara di Timur Tengah yang berkonflik", tukasnya.

Untuk kelompok intoleran ini, mereka cenderung tidak bisa menerima perbedaan merasa hanya kelompok mereka yang paling benar, sedangkan kelompok radikalis yang cenderung melakukan intoleran kedalam perilaku nyata baik secara tindakan ataupun secara verbal.

Selain memberikan edukasi dan wawasan kebangsaan, tim densus 88 juga menawarkan sistem pencegahan yang melibatkan semua unsur, dimulai dari tingkat desa, tingkat kecamatan sampai tingkat nasional dengan mensinergikan Babinsa, Bhabinkamtibmas, penyuluh agama, MUI, ormas dan para tokoh masyarakat.

Baca juga :  Pengaruh Alkohol, JP Aniaya Kekasih Gunakan Pisau Dapur

Mencegah berkembangnya paham menyimpang ini, merupakan tanggung jawab kita bersama jadi perlunya kita bekerjasama dan saling bahu-membahu melalui program Tangguh Ideologi, dimulai dari lingkungan terkecil, RT/RW.

"Harapan kami untuk kelompok kelompok inklusif ini di rangkul dan di mediasi sehingga mereka lebih terbuka", ujarnya.

Diakhir kegiatan peserta FGD melakukan deklarasi menolak paham intoleran dan radikalisme di Kabupaten Maros.(hdr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Oknum Pendemo dari Wajo di Bone, Apakah Soal Pilbup Belum Move On?

PEDOMANRAKYAT, BONE - Demo anarkis di Kabupaten Bone yang terjadi hingga malam tadi dinilai tidak murni lagi. Dari...

Sambut Kajari Baru, Bupati Perkuat Kolaborasi Penegakan Hukum di Toraja Utara

PEDOMANRAKYAT, TORAJA UTARA – Bupati Toraja Utara Frederik V. Palimbong, ST.MAK atas nama pemerintah daerah menggelar malam ramah...

Momentum Kemerdekaan, PLN Sinjai Terangi Mimpi Anak Negeri di Pelosok Desa Gunung Perak

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Senyum bahagia kini menghiasi wajah guru dan siswa SMP Negeri 26 Sinjai di Dusun Puncak,...

Terima Dua Penghargaan, Ini Kata Bupati Sinjai

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Di momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Kemerdekaan RI, Kabupaten Sinjai mendapat kado spesial berupa...