PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Setelah Maria — siswi SMA Nasional, kini Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar kembali ‘menyelamatkan’ salah seorang siswi SMA di ibukota Sulawesi Selatan ini. Kali ini Irnawati.
Seperti Maria, siswi kelas III, SMA 7 Muhammadiah ini juga terancam tidak melanjutkan pendidikannya, jika tidak melunasi seluruh tunggakan SPP sekitar 2 tahun, dan biaya ujian akhir sekolah (UAS) 2022.
Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, H. Jurlan Em Saho’as, Rabu 9 Maret 2022, bergerak cepat untuk melunasi semua tunggakan anak yatim itu. Penyerahan penyelesaian tunggakan tersebut berlangsung di ruang Kepala Sekolah SMA yang beralamat di Jalan Muh Jufri No.34 tersebut.
Selain Kepala Sekolah, Sabri, S.Pd, turut hadir Irnawati, dan Kepala Bidang II dan staff BAZNAS Kota Makassar, Ahmad Gunawan, dan Syarifuddin Pattisahusiwa.
Menjawab pertanyaan wartawan, H.Jurlan Em Saho’as di ruang kerjanya, Jalan Teduh Bersinar, Kecamatan Rappocini Makassar, menjelaskan kronologi pelunasan tunggakan siswi berhijab tersebut.
“Ya, setelah menerima laporan warga, soal latar belakang keluarga Isnawati, maka saat itu juga, tim BAZNAS Kota Makassar menuju alamat yang bersangkutan. Setelah tim melakukan asesmen, kemudian dibahas di level komisioner. Ternyata, disepakati untuk diberikan bantuan,” ujarnya.
Memang, demikian H.Jurlan, setelah ditinggal ibunya, Isnawati hidup bersama ayahnya yang bekerja sebagai buruh harian. Tetapi, saat Covid-19 mendera seluruh sendi kehidupan, termasuk ekonomi, maka sudah tidak ada panggilan untuk bekerja lagi.
“Selain mewabahnya Covid-19, ayahnya juga sakit, sehingga tidak bisa melakukan pekerjaan. Nah, mulai dua tahun belakangan, kehidupan ekonomi mereka terganggu. Mulai biaya sekolah, sewa rumah - setiap bulan Rp 400.000, makan, membayar listrik, dan lainnya. Isnawati pun selalu merenung dan memikirkan masa depannya,” urai jurnalis yang juga sutradara Air Mata Jendi ini.
Magister Universitas Islam Makassar (UIM) ini menambahkan, BAZNAS Kota Makassar merasa terpanggil membantu. Apalagi, keluarga Isnawati masuk dalam salah satu kategori delapan asnaf - golongan penerima bantuan.
“Sekadar diketahui saja, semua biaya yang dikeluarkan BAZNAS untuk memberikan bantuan ke Isnawati, atau kaum dhuafa lainnya, termasuk bantuan bulanan, sunatan massal gratis, bantuan modal usaha, beasiswa, dan bantuan lainnya itu berasal dari donasi para Muzakki di Kota Makassar,” ujarnya menutup pembicaraan dengan awak media.
Jurlan menyebutkan, BAZNAS tetap berpegang teguh kepada 8 golongan atau asnaf. Yakni, fakir, miskin, riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya, gharim – orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya, mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas. Termasuk, fisabilillah – pejuang agama Islam, ibnu sabil – orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh, serta amil – orang yang menyalurkan zakat.
“Memang, program BAZNAS sangat menyentuh masyarakat, utamanya kaum dhuafa. Jika saja program tersebut berjalan baik, maka yakinilah para mustahik – penerima zakat, bisa menjadi muzakki - pemberi zakat,” tutup Jurlan.
Kepala SMA 7 Muhammadiah Makassar, Sabri mengaku bangga dengan terobosan BAZNAS yang hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di kalangan ekonomi menengah ke bawah. Apalagi, bisa membantu salah satu siswi yang tidak, atau belum melunasi kewajiban di sekolah yang dipimpinnya.
Seperti Sabri, Isnawati mengemukakan, dirinya dan tentunya keluarganya beruntung mendapatkan bantuan dari BAZNAS. Apapun bantuan tersebut, Isnawati mengaku tidak bakal melupakannya sampai kapan pun.
“Tentunya, saya, dan keluarga mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran BAZNAS yang telah membantu biaya pendidikan saya di SMA 7 Muhammadiyah ini. Saya tidak bisa melupakan bantuan ini. Sebenarnya, sekalipun keluarga saya kurang mampu, namun saya tetap bercita-cita mau masuk Polwan. Jadi, kalau hari ini BAZNAS membantu saya, maka inilah merupakan awal untuk saya mencapai cita-cita itu. Semoga,” ujarnya. (dp)