Esai Budaya : Tedong Coko

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : Mahrus Andis, Budayawan, Kritikus Sastra, dan Mubalig

Di kampung saya, di belakang rumah orang tua, ada muara sungai yang membentang dari Barat ke Selatan. Di antara muara dan bibir pantai, di situlah tempat saya dan teman-teman seusia sering bermain pasir, berkejaran sambil menanti kedatangan rombongan kerbau melintas menuju kandang. Biasanya kerbau kembali ke kandang menjelang Magrib.

Puncak kegembiraan ketika rombongan kerbau-kerbau itu sudah melintas di tempat kami menunggu. Saya dan teman-teman segera mencari kerbau tunggangan masing-masing.

Tedong Coko, kerbau yang ujung tanduknya menghadap ke bawah adalah pilihan saya. Kerbau seperti ini biasanya tidak liar, tenang, penurut, namun kurang peduli. Karena wataknya itulah sehingga Tedong Coko sering disifatkan kepada manusia yang suka bermasabodoh.

Di kampung saya, apabila ada orang yang bersifat terlalu penurut, selalu mengalah, hanya ingin menerima yang gampang-gampangnya dan kurang peduli terhadap persoalan di sekelilingnya, maka ia sering diidentikkan dengan Tedong Coko.

Tipikal manusia Tedong Coko banyak di sekitar kita. Di kantor, di pasar, di sekolah, di jalan raya, bahkan di masjid pun; tidak sedikit dijumpai manusia Tedong Coko. Sifat utama manusia Tedong Coko hanya satu, yaitu: Tennaulle Masussa (Bahasa Bugis; tidak ingin mengambil susah).

Saya senang menunggang di punggung Tedong Coko. Tapi, ditunggangi oleh sifat-sifat Tedong Coko, saya sangat pantang. Orang tua-tua di kampung mengutuk sifat seperti itu. Kata mereka, sifat yang demikian identik dengan perilaku masabodoh;  menutup diri dari dinamika kehidupan sekitarnya. ***

Makassar, 13 Maret 2022

Baca juga :  Hari Kebangkitan Nasional, Bupati ASA : Momen Tumbuhnya Semangat Nasionalisme

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Rakor Rutin Kelurahan Baji Mappakasunggu Hasilkan Bahasan Mendalam

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Rapat koordinasi (Rakor) Kelurahan Baji Mappakasunggu (BMS) Kecamatan Mamajang berlangsung dengan sukses sore ini di Aula...

Menjaga Nyala Juang di Raksatama

PEDOMANRAKYAT, PALU – Aura khidmat menyelimuti Aula Markas Yonif 711/Raksatama di Palu, Kamis pagi, 08 Mei 2025. Suara derap...

Tangis Ibu di Ruang Sidang Barru

PEDOMANRAKYAT, BARRU – Air mata Ernita tumpah di ruang sidang Pengadilan Negeri Barru, Sulawesi Selatan, Selasa siang, 06...

Masa Purnabakti , Antara Penghargaan dan Jeruji Besi

PEDOMAN RAKYAT - MAKASSAR. Masa purnabakti seharusnya menjadi babak baru dalam hidup yang penuh dengan penghargaan dan kenangan...