”Kalau beberapa tahun lalu, banjir yang melanda Soppeng sekitar Desember dan Januari,namun sekarang siklus banjir sulit diprediksi . Makanya , setelah ada kamera CCTV akan terpantau terus, begitu melihat pergerakan air mulai naik dan ketinggiannya diprediksi bakal menggenangi pemukiman warga dan sekitarnya, Tim Reaksi Cepat (TRC) langsung bergerak ke titik lokasi memberikan bantuan serta mengevakuasi warga yang dilanda bencana.
Shahrani menambahkan, TRC BPBD Soppeng berkekuatan 55 orang. Diantaranya 35 sudah mengikuti pelatihan khusus BASARNAS, menyusul 20 orang dan semuanya sudah terlatih.
Sementara itu, peralatan kebencanaan diakui masih terbatas dan setiap tahun tetap diusul untuk pengadaannya ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Setelah pengadaan tiga unit CCTV melalui APBD II Tahun 2021 senilai Rp.197 Juta termasuk server dan peralatan bio solar (tenaga surya). Untuk tahun 2022 diprogramkan semua atau 8 Kecamatan sudah dilengkapi CCTV termasuk wilayah langganan banjir di daerah Kecamatan Marioriawa dan Donri Donri.
BPBD juga sudah menjalin kerjasama Badan Meteorologi ,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maros yang rutin setiap awal bulan mengirim prakiraan cuaca selama satu bulan ke depan serta prakiraan gempa dengan BMKG Gowa ,tambah Shahrani penuh keakraban . (ard)