PEDOMAN RAKYAT - BONTOSUNGGU.
Menjaga kerukunan dalam lingkungan keluarga merupakan kewajiban semua anggota keluarga. Salah satu cara mewujudkan kerukunan tersebut adalah dengan memiliki sikap yang mencerminkan persatuan dan kesatuan.
Kerukunan merupakan hasil dari kesadaran bersama bahwa perpecahan dan egoisme akan membawa kehancuran.
Hal ini dikatakan ketua Kerukunan Keluarga Djalle Dg. Marewa Jeneponto, H. Razak Djalle belum lama ini ketika menyambangi kediaman Drs. H. Anwar Rivai, Pembina Perguruan Tinggi YAPTI Turatea Jeneponto yang juga anggota kerukunan.
Razak Djalle memberi apresiasi kepada YAPTI khususnya Anwar Rivai yang telah ikut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurut Razak Djalle kerukunan keluarga yang dipimpinnya berdiri sejak tahun 1989, ketua umumnya Ibrahim Hasan, kemudian digantikan oleh Lukas Agung Djalle dan sekarang H. Razak Djalle.
" Kerukunan ini terbentuk merupakan hasil ikhtiar bersama untuk hidup saling menghormati dengan tidak memberi ruang untuk tumbuhnya rasa saling curiga dan berkembangnya benih-benih permusuhan yang dapat memecah belah persaudaraan kita," ungkap Razak Djalle.
Yang menyertai ketua umum Kerukunan Keluarga Besar Djalle Dg Marewa Jeneponto, sekertaris umum Anwar Djalle, Azis Samir, Muslimin Toha, Hj. Syamriati Samir, Nasir Djalle dan Hasmi Djafar dan nyonya.
Ujung Tombak
Sementara itu, pembina Perguruan Tinggi YAPTI Turatea Jeneponto, Drs. H. Anwar Rivai Dg. Tinggi mengatakan, kerukunan keluarga adalah ujung tombak kerukunan nasional.
"Jika di republik ini bermunculan kerukunan keluarga yang menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan yakinlah republik ini akan aman meski diterpa berbagai isu yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," tandas Anwar Rivai. ( ab )