Pantauan pedomanrakyat.co.id, jalannya Munas sempat alot dan memanas, namun karena kesadaran para anggota PSMTI dari berbagai daerah, mereka melihat hal ini paguyuban sosial, akhirnya situasi bisa mereda.
Sejumlah visi dan misi dari PSMTI itu mandiri, yaitu seluruh anggotanya harus berfikir bagaimana caranya agar bisa tetap menghidupkan organisasi ini dari sisi ekonomi.
“Artinya, organisasi ini benar-benar sosial dan pengurus harus siap untuk mengeluarkan biaya-biaya secara pribadi”, imbuh Willi sapaan akrab Wilianto Tanta.
Selain itu, PSMTI juga memiliki banyak simpatisan yang bisa membantu untuk kelangsungan dari organisasi sosial ini. Saya mohon Do’a dan dukungan dari seluruh pengurus serta anggota PSMTI, ini organisasi besar, saya tidak akan mampu kalau sendiri”, pinta Willianto Tanta. Warga Tionghoa jumlahnya sekitar 15 juta jiwa atau 5 persen dari seluruh penduduk Indonesia, berarti ini merupakan amanah tersendiri bagi Wilianto Tanta, untuk menyatukan PSMTI yang notabene saat ini berjumlah 30 Provinsi.
“Setelah dilantik nanti, saya akan berupaya meggenapkan jumlah PSMTI yang sebelumnya hanya 30, menjadi 34 Provinsi”, ucap Owner hotel Claro ini.
Perlu diingat, pendidikan sekolah formal yang tinggi belum tentu menjadikan seseorang itu berhasil, tapi tergantung bagaimana usaha dan jerih payah kita sehingga bisa menjadi mapan, latarbelakang Wilianto Tanta, pengusaha yang memulai karirnya merangkak dari bawah ini. (Hnd)