Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Nabi Luth AS tinggal di Kota Sadum, wilayah perbatasan Yordania dan Palestina. Nabi Luth AS yang lahir dan dibesarkan oleh pamannya, Nabi Ibrahim AS, menikahi seorang wanita bernama Wali'ah dan dikaruniai dua puteri cantik, Raitsa dan Zaghrata.
Perjalanan rumah tangga Nabi Luth AS tidak mulus. Nabi Luth AS merupakan salah seorang nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada kaum Sadum, agar mereka meninggalkan perbuatan keji yang dilarang oleh Allah SWT yakni hubungan sesama jenis. Sementara, istrinya merupakan salah seorang pendukung adanya hubungan sesama jenis.
Nabi Luth AS, sudah berupaya maksimal menyampaikan perintah Allah SWT. Di antaranya agar umat tidak melakukan perampasan barang milik orang, juga mengajak mereka meninggalkan hubungan sesama jenis.
Dalam sejarah umat manusia, Kota Sadum merupakan tempat pertama kegiatan homoseksual dan lesbian. Nabi Luth AS tidak pernah lelah mengingatkan kaumnya, agar mereka meninggalkan perbuatan keji tersebut, terutama kepada istrinya.
Setegar-tegarnya Nabi Luth AS menyampaikan kebaikan kepada umatnya yang senantiasa melawan, bahkan ingin membunuhnya, akhirnya kesabarannya pun sirna.
Ketika kesabarannya menurun, Nabi Luth AS memohon kepada Allah SWT, “Ya Allah, mohon beri petunjukku kepada kaumku yang sesat ini. Jika saja petunjuk tersebut tetap tidak mereka terima, timpakanlah kepada mereka nasihat yang bukan berupa kata-kata atau ancaman saja. Turunkanlah kepada mereka azab-Mu, agar mereka insaf dan sadar. Jika saja, azab tersebut tidak berarti apa-apa bagi mereka, maka musnahkanlah mereka semua, sebab tidak ada arti penting lagi kehidupan ini bagi mereka.”
Doa Nabi Luth AS diterima oleh Allah SWT dengan mengirim dua malaikat berwujud manusia. Kedua malaikat tersebut, menemui Nabi Ibrahim AS sembari menjelaskan maksud kedatangan mereka. Betapa menggigilnya tubuh Nabi Ibrahim AS setelah mendengar penjelasan kedua malaikat tersebut.
Kedua malaikat tersebut, meninggalkan rumah Nabi Ibrahim AS menuju Sadum dengan menyamar sebagai dua orang pemuda ganteng. Keduanya bertemu dengan seorang wanita yang sedang mengambil air minum. Para malaikat tersebut, meminta agar mereka diterima sebagai tamu di rumah sang wanita.
Mengengar hal ini, wanita tersebut ketakutan sembari menceritakan perilaku masyarakat Sadum. Dengan izin orang tua sang wanita, akhirnya keduanya diterima sebagai tamu. Awalnya, Nabi Luth AS merahasiakan kedua tamunya tersebut, namun rahasia ini dibocorkan oleh sang isteri.
Masyarakat yang mengetahui hal ini meminta dan memaksa kedua orang pemuda ganteng tersebut untuk diserahkan kepada mereka. Berulang kali Nabi Luth AS menasehati mereka namun tidak mempan.
Jika nafsu sudah mencapai puncaknya, jika birahi sudah sarat dengan ransangan setannya, apalagi yang dapat menghalangi kecuali iman, sementara bangsa Sadum tidak memiliki iman sama sekali.
Kaum Sadum mendobrak pintu rumah Nabi Luth AS, namun dalam tempo singkat, dengan cara di luar nalar manusia, Nabi Luth AS beserta kedua orang putrinya bersama beberapa orang beriman, berhasil meloloskan diri dari bangsa Sadum yang makin beringas.
Begutu orang-orang beriman telah meninggalkan daerah Sadum, yang tersisa hanya mereka yang menolak ajaran Nabi Luth AS, tiba-tiba turun adzab Allah SWT.
Awalnya, bumi berguncang, semua bangunan hancur, suasana makin gelap gulita. Mereka yang ingkar kepada ajaran Allah SWT seketika itu pula musnah dan hancur berkeping-keping.
Banyak peristiwa sejarah yang bisa dijadikan pelajaran, hanya saja maukah manusia belajar dari peristiwa masa lalu? Allah A'lam.
Makassar, 22 Maret 2022