PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar selalu menjadi daya tarik. Buktinya, lembaga pemerintah nonstruktural di kota yang dipimpin Moh Ramahdan Pomanto dan Fatmawati Rusdi ini, selalu menjadi rujukan berbagai BAZNAS di tanah air.
Hari ini, Senin, 28 Maret 2022 misalnya, Ketua BAZNAS Kota Makassar, HM.Ashar Tamanggong didampingi Wakil Ketua I (Ahmad Taslim), Wakil Ketua II (H.Jurlan Em Saho’as), serta Kabid I, Kabid II, Kabid III, dan Kabid IV (H.Arifuddin, Ahmad Gunawan, Nabil Salim, dan Badal Awan) menerima komisioner BAZNAS Kota Gorontalo.
Sebelumnya, BAZNAS Makassar juga menerima kunjungan baik dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Barat, dan kabupaten kota lainnya di Sulawesi Selatan.
Empat komisioner BAZNAS Kota Gorontalo yang melakukan studi banding ke BAZNAS Kota Makassar itu masing-masing Haris S Moha, Mansyur Rono Sumitro, Riton Ma’ruf, dan M.Husain Rauf. Mereka didampingi Sekretaris BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan, Abdul Hae.
Dari pihak BAZNAS Kota Gorontalo mengemuka, tujuan studi banding ke BAZNAS Makassar, selain menjalin silaturahmi dengan sesama komisioner, sekaligus kepingin belajar lebih banyak, utamanya menyangkut penerimaan dan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah, atau ZIS.
“Mengapa kami memilih BAZNAS Kota Makassar sebagai lokasi studi banding ? Tidak lain karena, BAZNAS Makassar terbaik dari berbagai BAZNAS di tanah air. BAZNAS Makassar juga dikenal luas, bukan saja di wilayah Sulawesi, melainkan hingga nasional. Makanya, kami ke sini. Kami mengharapkan, banyak masukan, sehingga nantinya kami pelajari untuk kemudian diterapkan di Gorontalo,” demikian yang mengemuka dalam pertemuan yang berlangsung penuh akrab itu.
Seperti diketahui, dulu BAZNAS Kota Gorontalo mampu mendapatkan Rp 150 juta sebelum naik hingga mencapai Rp 450 juta hingga Rp 500 juta sebulan. Kenaikan ini lantaran pelibatan Walikota Gorontalo yang mengeluarkan surat edaran agar pemotongan ZIS kepada ASN sebesar 2,5 persen pendapatan, seperti tersirat dalam Al Qur’an.
Setelah ASN, saat ini sedang diupayakan agar seluruh BUMN dan sejenisnya yang ada di Gorontalo juga membayar ZIS di BAZNAS. Dengan demikian nantinya, bidang pengumpulan bisa meraih ZIS lebih Rp 500 juta sebulan.
Kepada tamunya, HM Ashar Tamanggong mengaku, saat ini phaknya sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan instruksi Walikota Makassar Nomor 400/119/Kesra/I/2022, tertanggal 5 Januari 2022. Instruksi tentang pemotongan 2,5 persen itu ditujukan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), dan karyawan Perusahaan Daerah muslim lingkup Kota Makassar.
Insya Allah, bulan April nanti, seluruh ASN sudah dipotong 2,5 persen dari gaji diluar tunjangan lainnya. Jika berjalan baik, maka dari ASN Pemkot Makassar saja bisa mencapai lebih Rp 1 miliar sebulan. Itu belum termasuk karyawan Perusda muslim, dan instansi lainnya lingkup Pemkot Makassar lainnya. Di antaranya Unit Pengumpul Zakat (UPZ) masjid.
Ashar Tamanggong mengaku, keberhasilan BAZNAS Kota Makassar tidak terlepas dari peran dan dukungan penuh Walikota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto.
“Bagi kami, Bapak Walikota Makassar sangat berperan. Beliau sangat merespon gerakan zakat yang dilakukan BAZNAS Kota Makassar. Beliau beralasan, zakat dapat membawa manusia muslim hidup dalam ketentraman. Malah, Al-Qur’an pun menjelaskan, ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka,” tegasnya.
“Disisi lain, dengan zakat itu pula dapat mengangkat ekonomi kaum dhuafa, atau orang kurang mampu. Tujuan akhirnya, agar menurunkan kemiskinan,” tambahnya, seraya menambahkan, gagasan walikota lainnya yang dalam waktu dekat akan direalisasikan adalah zakat uang panaik.
Menurutnya, sejak dilantik Walikota Mei 2021 lalu, pihaknya bersama tiga komisioner lainnya, bertekad berbuat yang terbaik bagi majunya BAZNAS Kota Makassar.
“Kerja kami tidak setengah-setengah. Kami akan melakukan apa saja demi kemaslahatan ummat dan keummatan di kota ini. Apalagi, potensi zakat di Makassar ini sekitar Rp 2 triliun,” jelas alumni Tarbiyah Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini.
ATM sapaan akrab Ketua Lembaga Dakwah NU Kota Makassar ini menguraikan, seluruh ZIS yang terkumpul tidak tertahan lama di BAZNAS, melainkan dalam hitungan hari, langsung diserahkan kepada kaum dhuafa yang benar-benar membutuhkan.
Misalnya melalui bantuan bulanan kepada mustahik (orang yang berhak menerima zakat) se Makassar. Nilai nominal sebulan, puluhan juta rupiah. Setiap Rabu, memberikan bantuan bahan makanan bagi pemulung yang berada di emperan jalanan, dan emperan toko. Khitanan bagi 1.000 anak dari keluarga kurang mampu, tahun 2021 lalu 500 orang.
Ada pula program BBM, atau Baznas Bersih Masjid. Kegiatan ini dilakukan setiap akhir pekan (Sabtu-Ahad) dari masjid-masjid di seluruh Makassar. Untuk mensukseskan kegiatan ini, Baznas melakukan kerjasama dengan penyuluh agama, termasuk Dewan Masjid Indonesia, NU, dan nantinya juga dengan pemuda Muhammadiyah.
Sedangkan program paling mentereng saat ini adalah Z-Mark. Dalam waktu dekat juga akan direalisasikan program Z-Chichen bagi sekitar 500 UMKM. Modal yang diberikan perorang Rp 12 jutaan, tanpa pengembalian.
Di bidang pendidikan, memberikan bea siswa kepada siswa berprestasi, tetapi kurang mampu. Setidaknya 1.000 orang penerima, mulai dari SD, SMP, SMA/MAN, santri, hingga mahasiswa S1 dan S2, baik di dalam maupun luar negeri.
Termasuk, memberikan bantuan modal kepada UMKM. Bantuan modal ini berkisar mulai Rp 2 juta hingga Rp 7 juta. Para penerima akan dibimbing bagaimana cara mengelola atau memenej bisnis, sehingga bisa menjadi pedagang tangguh, dan ke depan nantinya mereka bisa menjadi Muzakki. Pernyataan senada dikemukakan baik oleh Ahmad Taslim, maupun Jurlan Em Saho’as. (din pattisahusiwa)