Menurutnya, ini tantangan bagi ilmuwan dan cendekiawan untuk terus meneliti dan mengkajinya.
“Kehadiran Pandemi COVID-19, bagian dari pesan Allah, agar kita mengembangkan ilmu pengetahuan untuk mencari solusinya, termasuk dalam mengelola pendidikan selama pandemi,” jelasnya.
Unismuh Makassar, lanjut Prof Ambo Asse, bersyukur karena mampu menunjukkan kemampuan mengelola proses pembelajaran daring selama pandemi.
“Alhamdulillah, Unismuh ditetapkan sebagai penyelenggara pembelajaran daring terbaik selama pandemi COVID-19. Termasuk Prof Munirah yang dikukuhkan hari ini, merupakan salah satu dosen yang mendapatkan penghargaan karena kemampuan menyiapkan konten pembelajaran daring,” ungkap Guru Besar dalam bidang Ilmu Hadits ini.
Sementara itu, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Prof Gagaring Pagalung dalam amanahnya menegaskan bahwa jumlah guru besar menjadi indicator kebesaran suatu perguruan tinggi. Ia juga menitipkan tiga pesan kepada Munirah.
Pertama, pesan untuk senantiasa menunjukkan kapasitas sebagai “scholar”, atau mampu mempertanggungjawabkan kepakaran sesuai bidang ilmu.
“Ibu Munirah ini pakar linguistik terapan. Apalagi khusus linguistik forensik, saya pun harus merujuk pada Prof Munirah,” ungkap Prof Gagaring.
Kedua, Gagaring berpesan agar guru besar senantiasa menjaga integritas. Ketiga, lanjutnya, guru besar harus senantiasa menjaga etika, sebab tindakan dan ucapannya akan menjadi rujukan bagi masyarakat. (yahya)