Aqua Dwipayana sejak masih duduk di bangku SMA telah menjalani karier sebagai wartawan di “Suara Indonesia”, sebuah media di Jawa Timur. Kegiatan sebagai jurnalis terus dia tekuni sembari menimba ilmu di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang. Hingga tahun 1994, Aqua telah bekerja di sejumlah media, di antaranya “Jawa Pos”, “Surabaya Minggu”, serta “Bisnis Indonesia”, dan lain-lain.
Pada tahun 1994, ia memutuskan untuk berhenti sebagai jurnalis, dan memilih bekerja sebagai profesional dengan menjadi pegawai humas di PT Semen Cibinong yang digelutinya hingga tahun 2005. Tiga bulan jadi pengangguran setelah keluar dari PT Semen Cibinong, jalan hidup Aqua kemudian berubah setelah seorang kenalannya menawarinya menjadi pembicara dengan bayaran 5 juta rupiah untuk dua jam. Sebagai konsultan komunikasi, karier Aqua kemudian melejit. Sudah ratusan instansi baik pemerintah maupun swasta dan juga personal yang telah memakai jasanya.
Di Auditorium Binakarna, Hotel Bidakara Pancoran, Jakarta Selatan pada 23 Januari 2013 yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Aqua meluncurkan buku motivasi terbarunya yang berjudul “Berhenti Kerja Semakin Kaya”.
Aqua Dwipayana meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjadjaran, Bandung, Magister Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjajaran, Bandung, dan Sarjana (S-1) Ilmu Komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Malang.
Aqua Dwipayana buah hati dari pasangan perantau Minang, Syaifuddin (ayah) dan Asmi Samad (ibu). Ayahnya berprofesi sebagai wartawan, yang kemudian memengaruhi Aqua hingga juga bercita-cita menjadi wartawan sejak kecil. Aqua berasal dari keluarga sederhana. Ia menjalani masa pendidikannya juga dengan kesederhanaan. Aqua menikah dengan seorang perempuan Jawa, Retno Setiasih, dan telah dikaruniai dua orang anak, yaitu Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana. (Wikipedia/MDA)
