Dimana Puasa Kita?

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar

Rasulullah SAW pernah mengingatkan umatnya yang melaksanakan ibadah puasa, agar senantiasa merenungi sabda beliau, “Barang siapa yang melaksanakan ibadah puasa dan belum mampu menahan diri dari mengucapkan perkataan al- Zur, apalagi melaksanakannya. Maka Allah SWT tidak memiliki kepentingan apa-apa kepadanya, walaupun saat itu ia tidak makan dan minum (berpuasa).

Bulan Ramadan, merupakan salah satu bulan dalam kalender Hijriah dan pada bulan ini, kaum Muslimin di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa. Ibadah puasa, bukan saja kegiatan rutin dan juga tujuan akhir seorang mukmin.

Kalau puasa, hanya difahami sebagai ritual keagamaan semata, maka agama menjadi faham ritualisme yang tidak lagi mengemban misi profetis. Misi profetis agama yang diharapkan adalah adanya upaya seorang mukmin untuk senantiasa melaksanakan dan meningkatkan pengabdian sosial, juga upaya untuk mengangkat harkat hidup masyarakat banyak.

Ibadah puasa mengajarkan kepada kita semua, untuk senantiasa mampu menahan diri untuk tidak makan, minum, berhubungan suami istri di siang hari dan yang lebih substansi lagi adalah upaya dan perjuangan agar setiap individu yang melaksanakan ibadah puasa untuk tidak mengucapkan kata-kata yang dapat menurunkan nilai ibadah puasa di hadapan Allah SWT, apalagi melakukan tindakan yang dapat merugikan orang banyak.

Semoga tidak berlebihan untuk diungkapkan, ibadah puasa mendidik kita untuk tidak jatuh dan terlena dalam budaya "mumpungisme", budaya yang senantiasa diikuti oleh keserakahan untuk menggapai kenikmatan sesaat, jangka pendek, namun akibat jangka panjangnya, cenderung mendatangkan malapetaka, baik untuk diri sendiri, keluarga, bangsa, dan negara di masa depan.

Ibadah puasa yang dilaksanakan pada bulan suci Ramadan, mengajak dan mendidik orang mukmin menjadi pribadi yang sukses. Sukses dari sisi moral dan spiritual, yang berdimensi moral juga eskatologis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, eskatologis berarti hal- hal yang berhubungan dengan kematian dan hari kebangkitan.

Baca juga :  Rektor UNM Prof. Karta Jayadi Minta Dikritik oleh Media

Ibadah puasa, tidak hanya mendidik seorang mukmin untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan di akhirat saja, tetapi juga mengajak mereka untuk memiliki kepedulian sosial terhadap masyarakat sekitar.

Puasa memiliki pesan dan kekuatan emansipatoris bagi orang-orang lemah, miskin, atau dimiskinkan secara struktural oleh mereka yang memanfaatkan budaya "mumpungisme" dan makin memperkaya mereka yang memiliki modal.

Kalau hadis Rasulullah SAW di atas tidak diindahkan, apalagi tidak dilaksanakan, maka sepatutnya kita bertanya pada diri kita masing-masing, dimana puasa kita? Allah A'lam

Makassar, 05 April 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Satreskrim Polres Wajo Perkuat Citra Humanis Lewat Bakti Sosial HUT Reserse Polri ke 78.

PEDOMANRAKYAT, WAJO - Dalam rangka memperingati Hari Jadi Reserse Polri ke-78, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Wajo melaksanakan...

Kapolres, Pengamanan Eksekusi Rumah Sesuai Prosedur dan Terukur, Tidak Ada Peluru Karet

PEDOMANRAKYAT, Tana Toraja.- Kapolres Tana Toraja, AKBP Budi Hermawan, memastikan bahwa eksekusi rumah yang berlangsung di Kurra, Kabupaten...

Sejumlah Tokoh Masyarakat dan Warga Kelurahan Banta-Bantaeng Soroti Netralitas Lurah dan Panitia Pemilihan RT-RW

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Netralitas Lurah Banta-Bantaeng dalam proses Pemilihan Ketua RT-RW di wilayah Kelurahan Banta-Bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota...

Mencuri di Rantepao, Pelaku AW Diciduk Resmob Polres Toraja Utara di Makassar

PEDOMANRAKYAT, TORAJA UTARA.- Tim Resmob Polres Toraja Utara dipimpin langsung Kasat Reskrim Iptu Ruxon bersama Kanit Resmob Simbara...