Beragama

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar

Subuh hari ini, agak ribet juga ketika ingin menorehkan tulisan sebagai coretan sehari-hari. Bolak-balik kesana-kemari, baca buku, A, B, C, dan seterusnya, namun juga belum menemukan judul yang sreg di hati.

Lama buka buku, akhirnya saya memutuskan membaca WA, yang cukup ramai pagi ini. Ada satu tulisan yang menarik ketika membuka WA, yang ditulis oleh guru/ orang tua saya, al Mukarom Prof Dr HM Qasim Mathar.

Beliau menulis, “Manusia tanpa Agama tapi berakhlak/ bermoral/ beradab mulia, lebih baik bagi kehidupan daripada manusia beragama tapi berakhlak/ bermoral/ beradab buruk. Sebab, inti/ hakikat agama adalah akhlak/ moral/ adab yang mulia. Sambil mengutip hadis Rasulullah SAW : Bahwasanya, Saya diutus semata untuk menyempurnakan kemuliaan2 akhlak”.

Sempat terhenti beberapa saat, ketika saya membaca tulisan tersebut. Saya sangat setuju dan sependapat dengan apa yang ditulis, hanya saja saya bergumam, “semoga kita mampu melaksanakan ajaran agama dengan baik dan mengikuti jejak Rasulullah SAW.”

Tiba-tiba saya teringat bacaan imam Salat Isya semalam. Saking penasarannya saya bertanya, “Surat apa tadi yang dibaca?”

Sang imam menjawab, “Yunus: 82.”

Sambil mengetik, saya mencari surat yang disampaikan oleh sang imam, namun saya tidak menemukan apa yang dibaca.

Isi surat tersebut kurang lebih, “Sesungguhnya mereka yang tidak berharap untuk bertemu dengan Kami (hari akhir), dan ridha dengan kehidupan duniawi, serta bangga (menganggap abadi) kehidupan duniawi, serta lalai dengan ajaran alquran, bagi mereka adalah suatu kerugian yang besar.”

Akhlak bagi seseorang sangat penting, namun agama juga tidak kalah pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak dimungkiri, ada di antara kita yang berpuasa, terkadang belum mampu melaksanakan puasa secara hakiki. Di antaranya, mungkin kita belum mampu untuk tidak berbohong.

Baca juga :  Pagelaran Wayang Kulit, Kapolri : Pelestarian Budaya Hingga Dekat dengan Masyarakat

Ketika kita belum mampu untuk tidak berbohong, setidaknya nilai ibadah puasa kita akan berkurang sedikit. Hanya saja, ketika orang berakhlak yang tidak beragama, apakah dia juga masih memikirkan akibat perbuatannya, ketika perbuatannya itu menyinggung orang lain?

Tiba- tiba saya membaca tulisan maha Guru Prof Dr H Ahmad M Sewang, “Siapa menabur angin akan menuai badai.”

Saya kira kata-kata seperti ini sudah banyak diajarkan dan diingatkan dalam alquran.

Semoga kita menjadi orang bijak dalam menjalankan aktivitas keseharian kita. Teringat kata-kata Ghibran, “Keep me away from the wisdom which does not cry, the philosophy which does not laugh and the greatness which does not bow before children.”

Bukankah ketika kita beragama dengan baik sudah termasuk berakhlak dan bermoral baik? Allah A'lam.

Makassar, 12 April 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Arisan IKB PPSP IKIP UP di Malino: Rajut Silaturahmi dan Rayakan Ulang Tahun Hj. Helmy Wahid

PEDOMANRAKYAT, GOWA - Suasana penuh keakraban mewarnai kegiatan Arisan IKB PPSP IKIP UP yang digelar di New Tosil...

Sulsel Jaga Asa Juara di MQKN 2025, Enam Nomor Lolos ke Final

PEDOMANRAKYAT, WAJO — Harum nama Sulawesi Selatan kembali mengalun di ajang Musabaqah Qira’atil Kutub Nasional (MQKN) 2025. Bertempat di...

Laskar Hanura Rayakan 3 Tahun Perjalanan dengan Maulid Nabi di Makassar

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Laskar Masa Depan atau yang dikenal dengan Laskar Hanura, komunitas yang digawangi Jack Sardes bersama...

Dr. Sri Gusty: Sekolah Adiwiyata Bukan Sekadar Tampilan Fisik, tapi Karakter Peduli Lingkungan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - “Sekolah Adiwiyata itu bukan cuma soal tampilan fisik yang bersih dan indah, tapi juga tentang sikap...