Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel H. Khaeroni dalam sambutannya menyampaikan, Nuzulul Quran merupakan tonggak sejarah 15 abad yang lalu, dimana wahyu pertama diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.
Wahyu pertama yang turun dari Allah SWT kepada Muhammad SAW adalah perintah membaca (Iqra’) di Surah Al Alaq, sedangkan wahyu Kedua (Surah Al Mudatsir) mendeskripsikan kondisi fisik dan psikhis Rasulullah SAW pasca menerima wahyu pertama.
Diantara Hikmahnya adalah Allah memerintahkan umat Islam dan umat manusia agar memperbanyak literasi (mengkaji) agar bisa segera bangkit dari keterpurukan dan keterbelakangan. Di Kitab Suci Al Quran ada lebih 750 ayat yang berbicara dan membahas soal Sains dan Rahasia Alam Semesta. Hanya sekitar 150 ayat yang bicara tentang Fiqh.
“Karenanya, salah satu hikmah Nuzulul Quran ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenis yang tujuannya untuk memperbaiki Iman, Islam, Ihsan dan yang tak kalah pentingnya bagaimana mendorong agar sistem pendidikan kita bisa mewujudkan Ukhuwah Islamiyah, Basyariyah dan Ukhuwah Insaniah,’’ papar Khaeroni.
Sementara yang bertindak sebagai penceramah yaitu, Kamaluddin Abu Nawas, dengan tema Hikmah Nuzulul Quran.
Dalam ceramahnya, ia mengatakan, Al Quran adalah satu-satunya Mukjizat yang tidak hilang setelah sepeninggalan Nabinya. “Berbeda dengan mukjizat lain, jika pembawanya meninggal, maka mukjizatnya juga akan hilang,” jelasnya.
Lanjutnya, Al-Quran bahkan tetap mengikuti perkembangan zaman.
“Makanya hingga saat ini, hingga detik ini, tidak ada satupun makhluk Allah, yang bisa membuat sesuatu yang menyamai Al-Quran,” pungkasnya.
Di kesempatan itu juga, Kakanwil Kemenag Provinsi Sulsel dipercayakan menyerahkan piala dan hadiah kepada para pemenang Lomba Sholawat yang digelar oleh Yayasan Al-Markaz Al-Islami dan diikuti oleh Majelis Taklim Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan. (*)