Menurut BAK, bagaimana kita bisa berliterasi tanpa menghadirkan kecintaan dalam membaca buku.
“Membaca buka harus menjadi kebutuhan utama anak anak millenial. Jangan mengaku anak millenial kalau tidak pernah membuku. Kecintaan membaca harus di mulai sejak dini sehingga bisa menjadi kebutuhan pokok,” katanya.
Virus-virus membaca buku harus kita galakan dari kelompok kelompok kecil, lorong-lorong, desa dan kelurahan.
“Saya bangga bisa pulang kampung membagi pengetahuan setelah sukses berkelana pada bidang literasi,” tegasnya.
Karena itu, BAK mendorong Ismail Bachtiar tetap menjadi politisi pro literasi yang memiliki keunggulan-keunggulan yang unik, muda, milenial, cerdas dan sombere.
“Saya bangga pada ananda Ismail Bachtiar. Kendati bukan anak biologis saya, tapi saya menganggap beliau anak ideologis saya karena pikiran, gagasan dan karya nyatanya sejurus dengan ideologi gerakan kami,” papar cucu Imam Masjid Pertama Tonrong Bola, Kecamatan Bola Wajo ini. (*)