PEDOMANRAKYAT, SENGKANG - Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Ismail Bachtiar, SKM, MM menggelar Temu Literasi Kabupaten Wajo.
Kegiatan ini dihadiri pegiat literasi, pengelola perpustakaan desa, penggerak pendidikan, kaum milenial, Hipermawa, mahasiswa dan IPI Kabupaten Wajo, Senin 18 April 2022 di Hotel Sallo, Kota Sengkang.
Ismail Bachtiar adalah politisi muda yang konsisten bergerak pada bidang pendidikan dan literasi di Sulsel.
Sesuai rilis yang diterima, Rabu (20/4/2022), Ismail kemudian menggagas Temu Literasi Kabupaten Wajo untuk mendorong pendidikan dan literasi perlu menjadi asa utama menggerakan masyarakat Sulsel agar lebih maju dari provinsi lain di Indonesia.
Dijelaskan, Ismail Bahtiar sebagai anggota dewan hadir di Sengkang dalam menjawab kerinduan masyarakat millenial mengenai pentingnya kegemaran membaca buku.
Pada kegiatan ini, Ismail menghadirkan tokoh literasi nasional Bachtiar Adnan Kusuma (BAK).
Menurut Ismail, Bachtiar yang penerima penghargaan tertinggi di bidang literasi merupakan putera daerah Wajo yang sukses mengedukasi kegemaran dalam berliterasi di Sulsel maupun di Indonesia.
Di hadapan para peserta temu literasi ini, Ismail berharap generasi milenial yang hadir dapat menimba ilmu dan pengalaman dari BAK.
Sementara BAK sebagai pembicara tunggal berhasil memukau masyarakat Millenial Kabupaten Wajo.
Menurut BAK, bagaimana kita bisa berliterasi tanpa menghadirkan kecintaan dalam membaca buku.
“Membaca buka harus menjadi kebutuhan utama anak anak millenial. Jangan mengaku anak millenial kalau tidak pernah membuku. Kecintaan membaca harus di mulai sejak dini sehingga bisa menjadi kebutuhan pokok,” katanya.
Virus-virus membaca buku harus kita galakan dari kelompok kelompok kecil, lorong-lorong, desa dan kelurahan.
“Saya bangga bisa pulang kampung membagi pengetahuan setelah sukses berkelana pada bidang literasi,” tegasnya.
Karena itu, BAK mendorong Ismail Bachtiar tetap menjadi politisi pro literasi yang memiliki keunggulan-keunggulan yang unik, muda, milenial, cerdas dan sombere.
“Saya bangga pada ananda Ismail Bachtiar. Kendati bukan anak biologis saya, tapi saya menganggap beliau anak ideologis saya karena pikiran, gagasan dan karya nyatanya sejurus dengan ideologi gerakan kami,” papar cucu Imam Masjid Pertama Tonrong Bola, Kecamatan Bola Wajo ini. (*)