Ibn Abbas menjelasakan, “Nabi berlari-lari kecil karena, ketika itu, ada yang mengisukan bahwa Muhammad dan pengikutnya dalam keadaan payah dan lemah. Maka, orang musyrik di Makkah mengintip untuk menyaksikan kebenaran isu tersebut.
Untuk menangkal isu tersebut, Nabi SAW berlari-lari kecil yang diikuti oleh para sahabat. Dengan bahasa lain, ketika Nabi SAW melakukan tawaf, sebenarnya ia juga melakukan show of force terhadap lawan-lawannya.
Mengapa hanya tiga putaran? Karena setelah itu para pengintip membubarkan diri. Itu juga sebabnya, sehingga pada sisi-sisi Kakbah tertentu sajalah berlari- lari kecil itu dilakukan, karena dari sisi itu saja para pengintip dapat melihat aktivitas tawaf secara langsung.
Aktivitas keagamaan yang dilakukan sebagai syi’ar agama dan juga sebagai upaya mengingatkan setiap pengikut agama untuk senantiasa mengingat dan elaksanakan agamanya, bagi saya merupakan suatu tindakan positif dan perlu didukung.
Bagi umat Islam, membaca dan memahami Alquran, apalagi jika mampu melaksanakan nilai-nilai yang ada di dalam Alquran, merupakan hal luar biasa dan memang sudah seharusnya dilakukan dan dilaksanakan. Jika ini terwujud, subhanallah, cita-cita masyarakat adil, makmur, yang diridhai Allah SWT dapat terwujud di negeri yang kita cintai ini.
Marilah berpolitik seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yakni politik yang tidak mengandung kecurangan, peduli terhadap masyarakat kecil, tidak mengambil keuntungan ketika masyarakat lagi kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan sebagainya.
Dan yang tidak kalah pentingnya, adakah aktivitas politik yang dilakukan dalam rangka meraih kebahagiaan duniawi dan ridha dari Allah SWT. Allah A’lam. ***
Makassar, 24 April 2022