“Misa kada dipatuo pantan kada di Pomate dengan begitu organisasi ini harus dilandasi dengan sifat kekeluargaan, gotong royong dan kebersamaan dan suka rela sesama Sang Torayang (orang Toraja), nilai-nilai kebersamaan inilah yang menjadi spirit motivasi untuk kita bangkit menghadapi pandemi covid-19,” sebutnya.
Toraja dengan keindahan wilayah dan kearifan budayanya, merupakan suatu kearifan lokal Sulsel yang selalu menjadi ujung tombak, baik sektor pariwisata dan pertanian maupun sektor lainnya yang merupakan faktor pendukung pemulihan perekonomian Sulsel.
Olehnya itu menjadi perhatian Pemprov Sulsel untuk melakukan pembangunan infrastruktur, baik jalan dan jembatan, irigasi pertanian. Termasuk dukungan Pemprov Sulsel bagaimana kembali menggiliatkan kunjungan wisata dan termasuk pembangunan Toraja lebih baik untuk kehidupan dengan baik.
Pembangunan tersebut di antaranya, Bandara Buntu Kunik, pembukaan jalan penghubung kabupaten dengan Kabupaten Pinrang dan Sulbar, pembangunan LHR Tinggi ruas Palopo – Pantilang – Rantepao, ruas Rantepao – Alang-alang – Batas Tana Toraja dan Ruas Tedong Bonga – Batas Luwu. Termasuk memberikan bantuan keuangan kepala daerah.
Pembangunan ini tidak lain sebagai bukti perhatian yang tidak pernah surut. “Bahwa Toraja ini, bukan kami hanya datang kemudian hadir dan menggelorakan semangat. Tapi kami menghadirkan fisik pembangunan itu hadir langsung di depan masyarakat kita di Toraja,” ucapnya.
Namun yang tidak kalah penting adalah membangun Toraja dengan mengedepankan sinegitas bersama, bersatu dan tidak tercera-berai, tidak saling hasut dan terpecah.
“Kami atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, saya Andi Sudirman Sulaiman Larampo pe meloi Toraya (tetap komitmen membangun Toraja) kami tetap dalam komitmen pepatah itu. Dan paling penting terus membangun dan mengucurkan dana untuk pembangunan dalam rangka untuk membuktikan sebagai kerja nyata kami dalam membangun Toraja yang kita cintai bersama,” pungkasnya. (*)