Pembimas Buddha Sulsel mengatakan, dua kegiatan yang diadakan adalah perhatian Pemerintah kepada umat Buddha. Sehingga perlu didukung dengan komitmen, disiplin dan integritas oleh umat Buddha agar kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat yang maksimal.
Kegiatan dialog diharapkan dapat merajut dan memelihara komunikasi yang baik di antara lembaga keagamaan Buddha. Dengan cara saling menghargai kondisi yang berbeda, dan menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan masing-masing. Serta tidak merasa diri yang paling benar, karena kebenaran ada di mana-mana. Apabila hal tersebut dapat dilakukan, maka akan terwujud toleransi intern umat Buddha dan kerukunan intern umat Buddha akan dapat terjaga.
Sedangkan, melalui kegiatan kompetensi penyuluh diharapkan para penyuluh dapat memiliki kompetensi dan pemahaman yang baik akan agama Buddha. Sehingga dengan potensi dan kompetensi yang dimiliki, penyuluh akan dapat memberikan pemahaman yang baik dan benar kepada umat Buddha dan masyarakat luas.
“Semoga para peserta dapat memperoleh wawasan demi peningkatan kualitas keberagamaan, khususnya intern umat Buddha,” pesan Pembimas Buddha.
Para peserta selanjutnya memperoleh materi sesuai dengan kegiatan yang diikutinya.
Pada kegiatan “Dialog Kerukunan Intern Umat Buddha”, materi berupa : “Sinergitas Lembaga dalam Kerukunan Umat Beragama” (Ketua Bhikkhu Pembina Daerah Sulselbar, YM. Bhikkhu Silayatano), “Tri Kerukunan Umat Beragama” (Pengurus FKUB Kota Makassar, Hasdy, S.Si, M.Si), serta “Toleransi Beragama dan Empat Pilar Kebangsaan” (Penyuluh Agama Buddha Non PNS Provinsi Sulsel & Penyuluh Informasi Publik, Miguel Dharmadjie, ST, CPS®, CCDd®).
Sementara pada kegiatan “Peningkatan Kompetensi SDM Penyuluh Agama Buddha Non PNS”, materi dibawakan oleh : Penyuluh Agama Hindu Non PNS Kota Makassar, I Kade Wijaya, S.Kep.NS, M.Kep (Strategi Penyuluh yang Efektif), serta Akademisi, Jurnalis dan Penulis Buku, Dr. H. M. Dahlan Abubakar, M.Hum (Komunikasi yang Efektif Kunci Keberhasilan Penyuluhan). (***)