PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Tanggal 27 Januari 2022 menjadi hari yang bersejarah dalam kehidupan seorang Prof.Dr.Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. Empat hari menjelang tutup bulan Januari 2022, pria kelahiran Kabupaten Takalar 8 Maret 1967 itu memperoleh kepercayaan dari Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Hasanuddin memimpin Kampus Merah selama empat tahun ke depan.
[caption id="attachment_11817" align="alignleft" width="1280"] Rektor Unhas yang baru dan mantan rektor bersama keluarga.[/caption]
[irp posts="11813" name="Ketua MWA Lantik Rektor Unhas Jamaluddin Jompa"]
Dalam acara pemilihan yang diawali dengan penyampaian program kerja dan visi-misi itu, Jamaluddin Jompa (JJ) memperoleh 11 suara, disusul Prof. dr. Budu, M.Med.Ed.Sp.M (K), Ph.D mendapat 9 suara, dan Prof. Dr. Farida Patittingi, SH, M.Hum meriah 5 suara.
Prof JJ, panggilan akrabnya, pun dilantik sebagai Rektor Unhas periode 2022-2026 pada 27 April 2022, menggantikan Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA yang menuntaskan jabatan dua periodenya.
Jamaluddin Jompa lahir di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, 8 Maret 1967. Ayahnya adalah seorang anggota Kodim yang sering berpindah tugas. Jamal kecil bersekolah di SD di Sampeang, Kabupaten Bulukumba. Pada kelas 4 SD, mengikuti tugas ayahnya, Jamal pindah ke SD 13 Pinrang. Beberapa bulan kemudian, Jamal harus ikut pindah lagi ke Desa Paria, Kabupaten Pinrang. Jamal melanjutkan sekolah ke SMP 2 Pinrang, kemudian ke SMA 243 Pinrang (kini SMA 1 Pinrang). Seusai tamat SMA pada 1985, Jamal memilih Jurusan Perikanan, Universitas Hasanuddin, dan lulus sebagai sarjana pada 1989.
Sebelum memasuki bangku kuliah, Jamal remaja lebih banyak menghabiskan waktunya bekerja di sawah setiap pulang sekolah. Karena bercita-cita melanjutkan kuliah di Universitas Hasanuddin, Jamal lebih sering belajar dan membaca buku di sawah. Usaha kerasnya bekerja dan belajar di sawah pun berbuah manis karena Jamal tidak hanya berhasil diterima di Universitas Hasanuddin, tetapi juga lulus ujian nasional SMA dengan nilai terbaik.
Pendidikan pascasarjana Jamal dimulai pada 1994 ketika mengambil program master dalam Coral Reef Assessment and Monitoring di McMaster University, Kanada. Jamal memperoleh gelar MSc pada 1996 dan kemudian melanjutkan program doktoral di James Cook University yang ia selesaikan pada 2003.
Jamal menikah dengan Hartati Tamti, yang juga alumni Kelautan Universitas Hasanuddin. Mereka dikarunia empat orang anak, yaitu Muthiah Nur Afifah, Maulana Nur Ikhsan, Ahmad Walid Jamal, dan Fahri Nur Jauhar.
Dia memperoleh anugerah sebagai dosen berprestasi dengan hasil penelitian yang cukup banyak. Tulisan-tulisannya dapat dijumpai pada jurnaljurnal internasional, hingga ia sempat-sempat disebut sebagai calon ideal Menteri Kelautan di tahun 2013 lalu.
Prof JJ beberapa waktu lalu pernah terpilih sebagai saintis muda Indonesia yang memperoleh penghargaan internasional di Amerika Serikat. Jika kemudian dia terpilih sebagai seorang saintis, tentu tidak heran. Sebab, sejak SMP, JJ sudah mematok cita-cita sebagai seorang peneliti.
“Saya selalu memaksa teman-teman untuk membuat eksperimen. Apapun itu, saya selalu mencoba mempraktikkan sains atau ilmu pengetahuan. Saya kan dulu berasal dari daerah Pinrang dan itu bukanlah tempat yang menginspirasi untuk melakukan penelitian. Maka itu mendorong saya untuk bercita-cita menjelajah dunia. Setelah masuk SMA, saya memilih masuk IPA dan tertarik dengan kimia karena banyak hal yang menarik menurut saya,” ungkap JJ dalam suatu wawancara dengan Koran Kampus “Identitas” Unhas.
Sejak dulu, JJ memang tertarik dengan laut. Dia beralih, laut menginspirasi dirinya. Laut itu penuh dengan misteri. Laut itu seperti apa ? Isinya seperti apa ? Sifatnya bagaimana ? Itu semua menjadi pertanyaannya dulu. Saat dia kuliah, belum ada ilmu kelautan (masih menempel pada Fakultas Peternakan dan perikanan menjadi salah satu jurusan). Dia pun memilih perikanan melalui jalur bebas tes.
“Saat itu meneliti sesuatu yang masih cukup sulit dan berskala besar. Itu kalau orang melihat foto-foto waktu penelitian S-1, mereka banyak mengira bahwa penelitian saya mengalahkan penelitian-penelitian S3. Mungkin berasal dari keluarga ekonomi yang lemah tetapi saya terbantu dengan penelitian. Saya merasa, penelitian selalu membawa kemaslahatan bagi umat manusia,” ungkapnya lagi masih menurut “Identitas”.
Usai S-1 muncul cita-citanya yang baru. Mau keluar negeri. Dia tidak mau berada di zona nyaman. JJ mau melanjutkan sekolah di tempat paling jauh melihat dunia lebih luas. Akhirnya dia memperoleh beasiswa ke Denmark dan Kanada. Tanpa pikir panjang, dia jatuh hati pada Kanada, yang tentu saja paling jauh dibandingkan Denmark di daratan Eropa.
Jika kemudian JJ dikenal sebagai seorang kutu penelitian, itu wajar-wajar saja. Dia masih teringat saat membuat rancangan penelitian yang ambisius. Ingin membuktikan secara empirik (dengan kombinasi laboratorium dan lapangan) untuk menjawab apa yang lebih berpengaruh terhadap degradasi terumbu karang pada kondisi tertentu, apakah nutrient atau herbivory ?
Perdebatan tersebut, kata JJ masih menurut “Identitas”, membuat para ahli terumbu karang dunia berbeda pandangan. Setelah kerja keras menjalankan uji nutrient siang-malam di atas kapal dan uji “herbivory exposure” di lapangan/penyelaman secara simultan, maka JJ menemukan jawaban terhadap perdebatan tersebut. Hal ini kemudian dimuat pada jurnal “Limnology and Oceangoraphy” yang berbasis di USA, mereka tidak hanya menerima untuk memublikasi temuan JJ, tapi juga memberi apresiasi khusus dengan termuan tersebut. Untuk menyelesaikan penelitian ambisius ini, JJ dibantu oleh banyak voluntir khususnya mahasiswa pasca-JCU (James Cook University) dan juga pendanaan besar dari Australian Institute of Marine Science (AIMS).
Terpilihnya JJ sebagai nakhoda Unhas merupakan kali pertama, universitas yang memiliki Pola Ilmiah Pokok (PIP) mengenai Kelautan ini dipimpin oleh seorang maha guru yang berdarah laut. Kini, sebagai fakultas yang lahir di Tamalanrea (1995), Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FKIP) kini pun dapat giliran menakhodai almamater. Sejak Prof. Dr. A. Hasan Walinono, Rektor Unhas berasal dari Fisipol, Prof. Dr. Ir. Fachrudin (Pertanian), Prof. Dr. Basri Hasanuddin, MA (Ekonomi), Prof. Dr. Ir. Radi A. Gany (Pertanian), Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi, SpB, SBO (Kedokteran), Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu MA (Fisipol),dan Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc (FIKP).
JABATAN :
Sekretaris Eksekutif Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) - KKP RI (funded by WB,ADB, & GEF) 2007-2011. Kepala Pusat Studi Terumbu Karang – UNHAS (2004-2011). Sekretaris Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UNHAS (1996-1997). Guru Besar Ekologi Laut Fak. Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS (1990- sekarang).
Anggota Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) 2021 - sekarang.
Dekan Fak. Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS 2013-2017. Penasihat Menteri KKP Bidang Ekologi Laut Kementerian KKP RI. Dekan Sekolah Pascasarjana – UNHAS 2018-2022. Kepala Puslitbang Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Unhas 2011-2013.
NASIONAL :
Dewan Pengarah Lembaga Sertifikasi Profesi Kelautan dan Perikanan (LSP-KP) (2021-2024). Dewan Penasihat Pengurus Pusat - Ikatan Sarjana Perikanan (ISPIKANI) | (2019-2023). Ketua Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) – Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (2016-2019). (MDA)