Pembimas Buddha Sulsel mengatakan, kegiatan fasilitasi moderasi bertujuan agar pengurus lembaga keagamaan Buddha memiliki pengertian dan persamaan persepsi tentang moderasi. Sehingga tercipta kerukunan hidup umat beragama, termasuk kerukunan intern umat Buddha. Kegiatan penguatan jalan tengah pun tujuannya sama. Agar pengurus memiliki pemahaman yang baik terhadap ajaran Buddha, sehingga tercipta toleransi dan kerukunan umat Buddha.
Untuk itu para pengurus lembaga keagamaan Buddha diharapkan dapat mengembangkan moderasi beragama dan menjadi lebih moderat dalam berorganisasi. Semua lembaga diharapkan saling bersinergi, dan tidak menonjol sendiri-sendiri. Tetapi bergabung bersama, baik di bidang sosial, agama maupun pendidikan.
Pembimas menekankan pula pentingnya pendidikan dan peran Sekolah Minggu Buddha (SMB). Sesuai PP No. 55 Tahun 2007 bahwa lembaga pendidikan keagamaan non formal sebagai penunjang pendidikan formal di sekolah. Untuk itu, pengurus diharapkan menggiatkan kembali SMB yang selama ini kurang aktif karena pandemi Covid-19. Dan bekerjasama dengan orang tua untuk mengajak anak-anaknya ke SMB, agar dapat memperoleh nilai-nilai buddhis sejak dini.
Dalam kesempatan tersebut, Pembimas menyampaikan sosialisasi program SaMadiKa sebagai inovasi baru pendidikan SMB. Program SaMadiKa (Sehat, Mandiri dan berKarakter) diharapkan menghasilkan siswa-siswi SMB yang sehat, mandiri dan berkarakter. SaMadiKa bertujuan memberikan variasi selain mengajarkan nilai-nilai Dhamma, juga memberikan penyuluhan kesehatan yang disesuaikan dengan usia. Siswa-siswi SMB diajarkan agar mengalami proses perubahan sikap menjadi mandiri dan memiliki nilai-nilai karakter buddhis; yang nantinya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui program ini, SMB sebagai lembaga pendidikan non formal akan memberikan suasana menyenangkan bagi siswa-siswi dan orang tua mereka. Dengan dukungan berbagai pihak diharapkan inovasi ini dapat membawa manfaat bagi semua.
Di akhir sambutannya, Pembimas mengajak untuk bersama-sama meningkatkan kerukunan dan kerjasama antar lembaga keagamaan Buddha dengan mengembangkan moderasi beragama dalam segala aspek kehidupan. “Beragama Buddha bukan hanya sekadar mengetahui teori, tetapi yang terpenting adalah melakukan praktik,” pesan Pembimas Buddha.
SaMadiKa merupakan program gagasan Pembimas Buddha Sulsel yang sedang mengikuti Diklat Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VIII Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama RI.
Pada kegiatan fasilitasi moderasi yang berlangsung sehari, para peserta memperoleh materi “Moderasi Beragama : Membangun Keberagamaan yang Saling Menyapa” (Peneliti Ahli Madya Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dr. Sabara Nuruddin, S.HI, M.Fil), “Praktek Beragama yang Moderat” (Penyuluh Agama Buddha Non PNS Provinsi Sulsel & Penyuluh Informasi Publik, Miguel Dharmadjie, ST, CPS®, CCDd®), dan “Peran Lembaga dalam Menjaga Kerukunan Umat” (Pengurus FKUB Kota Makassar, Hasdy, S.Si, M.Si). (*)