Pembimas Buddha Sulsel Tekankan Pentingnya Moderasi Beragama

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : Miguel Dharmadjie, ST, CPS®, CCDd®, CPM (Penyuluh Agama Buddha Non PNS Provinsi Sulsel & Penyuluh Informasi Publik)

UNTUK mewujudkan toleransi beragama dan memberikan masukan konstruktif dalam menjaga Trilogi Kerukunan Umat Beragama, termasuk kerukunan intern umat Buddha; Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan kegiatan "Fasilitasi Moderasi Lembaga Keagamaan Buddha".

Kegiatan bertema "Melalui Kegiatan Fasilitasi Moderasi Lembaga Keagamaan Buddha, Kita Wujudkan Umat Buddha yang Moderat" berlangsung di ibis Makassar City Center, Makassar pada Minggu (24/04/2022).

Kegiatan yang diikuti 36 orang pengurus Rumah Ibadah Agama Buddha dari Bone, Pinrang, Takalar dan Makassar ini dibuka oleh Pembimas Buddha Sulsel, Pandhit Amanvijaya, S.Ag, MM, M.Pd.B.

Nampak hadir Ketua Lembaga Pengembangan Tripitaka Gatha (LPTG) Provinsi Sulsel, Miguel Dharmadjie, ST, CPS®, CCDd®, dan salah seorang narasumber, P.Md. Ir. Bumi Horas.

Acara pembukaan yang berlangsung di Toraja Room ini diadakan bersamaan dengan pembukaan kegiatan "Penguatan Cara Pandang dan Perilaku Jalan Tengah Umat Buddha". Kegiatan penguatan jalan tengah diikuti 16 orang peserta utusan dari berbagai vihara, klenteng, dan cetiya di kota Makassar berlangsung di Bone Room.

Pembimas Buddha Sulsel mengatakan, kegiatan fasilitasi moderasi bertujuan agar pengurus lembaga keagamaan Buddha memiliki pengertian dan persamaan persepsi tentang moderasi. Sehingga tercipta kerukunan hidup umat beragama, termasuk kerukunan intern umat Buddha. Kegiatan penguatan jalan tengah pun tujuannya sama. Agar pengurus memiliki pemahaman yang baik terhadap ajaran Buddha, sehingga tercipta toleransi dan kerukunan umat Buddha.

Untuk itu para pengurus lembaga keagamaan Buddha diharapkan dapat mengembangkan moderasi beragama dan menjadi lebih moderat dalam berorganisasi. Semua lembaga diharapkan saling bersinergi, dan tidak menonjol sendiri-sendiri. Tetapi bergabung bersama, baik di bidang sosial, agama maupun pendidikan.

Baca juga :  Keberadaan Longwis, Mampu Berdayakan Warga Sekitar

Pembimas menekankan pula pentingnya pendidikan dan peran Sekolah Minggu Buddha (SMB). Sesuai PP No. 55 Tahun 2007 bahwa lembaga pendidikan keagamaan non formal sebagai penunjang pendidikan formal di sekolah. Untuk itu, pengurus diharapkan menggiatkan kembali SMB yang selama ini kurang aktif karena pandemi Covid-19. Dan bekerjasama dengan orang tua untuk mengajak anak-anaknya ke SMB, agar dapat memperoleh nilai-nilai buddhis sejak dini.

Dalam kesempatan tersebut, Pembimas menyampaikan sosialisasi program SaMadiKa sebagai inovasi baru pendidikan SMB. Program SaMadiKa (Sehat, Mandiri dan berKarakter) diharapkan menghasilkan siswa-siswi SMB yang sehat, mandiri dan berkarakter. SaMadiKa bertujuan memberikan variasi selain mengajarkan nilai-nilai Dhamma, juga memberikan penyuluhan kesehatan yang disesuaikan dengan usia. Siswa-siswi SMB diajarkan agar mengalami proses perubahan sikap menjadi mandiri dan memiliki nilai-nilai karakter buddhis; yang nantinya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui program ini, SMB sebagai lembaga pendidikan non formal akan memberikan suasana menyenangkan bagi siswa-siswi dan orang tua mereka. Dengan dukungan berbagai pihak diharapkan inovasi ini dapat membawa manfaat bagi semua.

Di akhir sambutannya, Pembimas mengajak untuk bersama-sama meningkatkan kerukunan dan kerjasama antar lembaga keagamaan Buddha dengan mengembangkan moderasi beragama dalam segala aspek kehidupan. "Beragama Buddha bukan hanya sekadar mengetahui teori, tetapi yang terpenting adalah melakukan praktik," pesan Pembimas Buddha.

SaMadiKa merupakan program gagasan Pembimas Buddha Sulsel yang sedang mengikuti Diklat Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VIII Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama RI.

Pada kegiatan fasilitasi moderasi yang berlangsung sehari, para peserta memperoleh materi "Moderasi Beragama : Membangun Keberagamaan yang Saling Menyapa" (Peneliti Ahli Madya Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dr. Sabara Nuruddin, S.HI, M.Fil), "Praktek Beragama yang Moderat" (Penyuluh Agama Buddha Non PNS Provinsi Sulsel & Penyuluh Informasi Publik, Miguel Dharmadjie, ST, CPS®, CCDd®), dan "Peran Lembaga dalam Menjaga Kerukunan Umat" (Pengurus FKUB Kota Makassar, Hasdy, S.Si, M.Si). (*)

Baca juga :  Polres Tana Toraja Bongkar Arena Sabung Ayam di Uluwai

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

SMP Negeri 1 Watansoppeng Juara Umum FLS3N Tahun 2025 Kab. Soppeng 

PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG – SMP Negeri 1 Watansoppeng sebagai salahsatu sekolah favorit di Kabupaten Soppeng kembali menambah koleksi penghargaan...

Panitia Konferensi PWI Kab.Soppeng Audience Dengan Kapolres 

PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG ,Setelah melakukan audience dengan Bupati dan Wakil Bupati Soppeng ,panitia konferensi PWI Kabupaten Soppeng belum lama...

YSE: Apresiasi Seni Budaya 2025 Wujud Penghargaan atas Karya Seniman dan Budayawan di Sulawesi Selatan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Yayasan Sulapa Eppae (YSE) melaksanakan Program Kolaborasi Antar Institusi Kebudayaan pada Program Dana Indonesiana Tahun 2024-2025...

Danrem 141/TP Pimpin Serah Terima Enam Dandim di Kodim 1414/Tator

PEDOMANRAKYAT, TORAJA UTARA - Tujuh Pucuk Pimpinan di wilayah Korem 141 Todopuli Sulawesi Selatan resmi berganti, satu jabatan...