Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Salah satu sikap yang harus dijaga dan dikembangkan dalam hidup ini ialah, senantiasa berpikir positif. Sebuah persoalan, jika dilihat dari sisi positifnya pasti akan menumbuhkan perasaan bahagia, atau setidaknya memacu sikap optimisme dalam menuntaskan persoalan yang dihadapi. Seseorang yang senantiasa berpikir positif, kelemahannya dapat diubah menjadi kelebihan.
Berbagai benda sisa yang dianggap tidak berharga, perlu dipandang secara positif, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan kreativitas seseorang.
Kertas bekas misalnya, jika dianggap sebagai sampah, keberadaannya pasti akan menjadi gangguan yang menyebalkan. Sebaliknya, jika dilihat secara positif, ia bisa dioptimalkan manfaatnya, dengan inisiatif bisa diolah sebagai kertas daur ulang atau untuk cendera mata.
Di antara upaya yang dapat ditempuh dalam membangun cara berpikir positif adalah, mengembangkan sikap sabar dan syukur terhadap berbagai persoalan yang dihadapi.
Syukur, Allah SWT mengingatkan kita semua, “Jika kalian mensyukuri nikmat-Ku, niscaya Aku tambahkan nikmat lainnya. Namun jika kalian mengingkari nikat-Ku, maka ketahuilah sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.”
Mensyukuri nikmat tidak saja ketika kita mendapatkan kebahagiaan, namun ketika ditimpa musibah pun harus disyukuri. Di antara manusia ada yang lalai mensyukuri nikmat yang dianugerahkan kepada mereka. Bersyukur tidak saja ketika diberi nikmat, tetapi juga ketika ditimpa dan diuji dengan musibah.
Contoh sederhana, ketika kita mengendarai sepeda lalu kita terjatuh, saat itu kita berkata, “Untung lukanya tidak parah.”
Ungkapan kata “Untung” merupakan wujud syukur atas ringannya musibah yang menimpa kita dibanding dengan orang lain, yang mungkin musibah yang dialaminya lebih berat dari apa yang menimpa kita.