Di atas sumur terdapat prasasti bertuliskan TJITA2 PERDJUANGAN KAMI UNTUK MENEGAKKAN KEMURNIAN PANTJA-SILA TIDAK MUNGKIN DIPATAHKAN HANJA DENGAN MENGUBUR KAMI DALAM SUMUR INI.
Dalam peristiwa tersebut, enam jenazah jenderal serta satu jenazah perwira pertama TNI AD dimasukkan kedalam sumur maut (1 Oktober 1965) dengan posisi kepala di bawah. Mereka adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo dan Lettu Pierre Andreas Tendean.
Setelah semua jenazah dimasukkan kedalam sumur, kemudian ditembaki secara beruntun. Selanjutnya untuk menghilangkan jejak, sumur ditimbun dengan tanah dan sampah. Oleh sebab itu, peringatan Hari Kesaktian Pancasila pertama pada 1 Oktober 1966 berlangsung di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Ada pesan bagi pengunjung sebelum keluar dari monumen “Anda meninggalkan monumen Pancasila Sakti, bukan berarti melupakan peristiwa sejarah Pengkhianatan G.30.S/PKI”. (jus)