Ditegaskan Donni, dalam 24 jam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, bahkan dunia ternyata didukung oleh minyak kelapa sawit. Minyak sawit dapat ditemukan dalam semua produk turunan yang digunakan baik produk pangan, oleokimia, hingga bahan bakar.
Tidak hanya itu, dalam rangka memupuk jiwa kewirausahaan para siswa dan mahasiswa serta untuk memanfaatkan limbah, dalam kegiatan ini juga dilakukan demo pembuatan produk sabun dan lilin hias/aromaterapi dari minyak goreng sawit bekas (minyak jelantah). Demo dipraktekkan oleh Tim dari LP2M Universitas Negeri Makassar, Moh. Ahsan S. Mandra.
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan lilin aromaterapi tersebut diantaranya minyak jelantah, bubuk stearin (pengeras minyak) atau paraffin (wax), crayon bekas untuk pewarna, essential oil (aromaterapi), benang katun (sumbu), gelas kaca (wadah), serta lidi atau tusuk gigi (penyangga sumbu).
Selain itu, disampaikan Moh. Ahsan, minyak jelantah juga berpotensi dijadikan sebagai bahan baku biodiesel. Bahkan, Jika minyak jelantah dikelola dengan baik maka dapat memenuhi 32 persen kebutuhan biodiesel nasional.
Dalam kegiatan ini, sebagai upaya menyampaikan fakta objektif tentang kelapa sawit, BPDPKS juga menghadirkan narasumber dari praktisi kelapa sawit yaitu Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS Kabul Wijayanto, Bidang Sustainability Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bandung Sahari, Kepala Divisi Komunikasi dan Media Sosial DPP APKASINDO Maria Goldameir Mektania, serta Bidang Komunikasi Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) Catra De Thouars. (***)