Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Seseorang dapat memaksakan kehendaknya terhadap orang lain dalam urusan benda, yaitu dengan jalan kekuatan atau dengan cara menjilat, mengagungkan seseorang atau sujud di bawah kakinya untuk memperoleh benda yang diinginkan.
Tetapi apakah seseorang sanggup memaksa hati orang lain untuk mencintai sesuatu? Sepertinya tidak bisa. Oleh karena itu, persoalan akidah juga tidak dapat dipaksakan. Jika Allah menghendaki semua mahluk-Nya tunduk taat kepada-Nya, tentu dengan mudah dapat dilakukanya (QS Al- Syu'ara 3-4).
Seseorang yang prinsip kehidupan duniawinya menunjukkan bahwa dia sendiri belum mempercayai sepenuhnya prinsip yang dipaksakan tersebut dan prinsip yang diyakini kebenarannya tidak perlu dipaksakan terhadap orang lain, baik dengan kekuatan maupun kekuasaan.
Sisi lain dari masalah ini ialah, kadar kepuasan orang yang memakai cara paksaan tersebut. Hatinya akan berbisik, “Seandainya di balik prinsip yang aku paksakan tidak ada cemeti dan kediktatoranku, orang lain tentu tidak akan menerimanya, sebab secara pribadi aku sendiri tidak merasa puas dengan prinsip tersebut.”
Jadi, setiap kali anda melihat suatu prinsip dipaksakan untuk diterima, maka ketahuilah bahwa orang yang memaksakannya itu sendiri tidak merasa puas. Oleh karena itu yang dikehendaki Allah SWT adalah, kemauan hati tanpa paksaan. Allah A'lam. ***
Makassar, 27 Juni 2022