Lebih lanjut disampaikan Yahya, rumus menulis berita itu sering diakronimkan dengan ADIKSIMBA. A: Apa, DI: Dimana, K: Kapan, SI: Siapa, M: Mengapa, BA: Bagaimana.
Huriah Ali Hasan menuturkan, tulisan baru bisa dikatakan tulisan apabila sudah share ke orang lain. Jadi, tulisan itu sepatutnya untuk dibaca oleh orang lain jadi jangan simpan di laptop atau di HP.
“Hal yang perlu diperhatikan dalam menulis berita, ikuti isu yang jadi diskursus publik, rajin baca media massa, perhatikan langgam penulisan, menulis dengan sudut pandang yang beda,” tandas wartawati Fajar pada masanya ini.
“Menulis meninggalkan jejak digital maka dari itu tulislah hal yang baik, hal yang membahagiakan diri sendiri dan siapapun yang membacanya,” imbuh doktor ekonomi pembangunan Universitas Teknologi Malaysia ini.
Nara sumber ketiga Syukri memaparkan, dalam menulis di media sosial dan media massa harus di perhatian regulasi pada UU Pers dan UU ITE.
“Pada beberapa kejadian ada warga yang membuat pesan pada media sosial yang kemudian harus berhubungan dengan ranah hukum karena di anggap pencemaran nama baik,” kata Plt Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fisip Unismuh Makassar ini.
Dia juga mengharapkan, guna lebih memantapkan luaran dari pelatihan ini sebaiknya ditindaklanjuti dengan menggelar workshop agar dapat langsung belajar dan praktek dalam membuat citizen report.
Pelatihan ini disambut antusias oleh mahasiswa, dosen dan beberapa tenaga pendidik lainnya. Suasana didalam ruangan pun cukup santai namun serius saat narasumber menyampaikan materinya masing-masing.
Koordinator TEMAN Lembaga Perpustakaan dan Penerbitan Unismuh Makassar, Fakhruddin.S, menambahkan, lewat kegiatan ini diharapkan mahasiswa semakin paham dan semakin rajin dan bijak dalam menulis dan menyebarkan sesuatu di media online.
Beberapa dosen Unismuh telah menjalin komunikasi untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan dilaksanakan TEMAN untuk beberapa seri kedepan, kata, Pustakawan Unismuh Makassar ini. (*)