Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Cinta sejati dapat diartikan sebagai perasaan yang tulus datang dari hati yang paling dalam. Menerima segala kekurangan dan kelebihan seseorang. Namun, untuk memiliki cinta sejati membutuhkan proses panjang. Tidak hanya sekejap saja.
Ada beberapa arti cinta yang juga diungkapkan oleh orang dengan berbagai profesi dan latar belakang.
Seorang lelaki setengah baya, tubuhnya rapuh, wajahnya gelap. Dengan mendesah, dia berkata, “Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah. Aku mewarisinya dari manusia pertama.”
Seorang pemuda dengan tubuh yang kuat dan besar, dengan suara nyanyian, dia berkata, “Cinta adalah suatu ketetapan hati yang ditumbuhkan dalam diriku, yang menghubungkan masa sekarang ke generasi masa lalu dan yang akan datang.”
Seorang wanita berwajah melankolis berkata, “Cinta adalah racun mematikan, napas ular hitam yang menderita di neraka, terbang melayang dan berputar menembus langit sampai dia jatuh tertutup embun, hanya untuk diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.”
Seorang gadis berpipi kemerahan berkata sambil tersenyum, “Cinta itu seperti air mancur yang airnya digunakan pengantin roh untuk dicurahkan ke dalam roh-roh mereka yang kuat, yang membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang malam hari dan menyenandungkan nyanyian-nyanyian pujian di hadapan matahari siang hari.”
Seorang lelaki berbaju hitam, janggutnya panjang. Dengan dahi berkerut, dia berkata, “Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. Ia bermula dari awal masa muda dan berakhir pada akhirnya.”