PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Duet Kepala Bagian Umum LLDIKTI IX Sultanbatara, Syahruddin, ST, dengan Kepala LLDIKTI IX, Drs. Andi Lukman, M.Si, akan mampu memberi solusi dan mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi oleh PTS.
Pernyataan ini disampaikan Ketua STIEM Bongaya Makassar, Prof. Dr. Andi Mappamiring Parenta, M.Si, kepada media, Rabu 6 Juli 2022.
Dijelaskan, seperti diketahui fungsi LLDIKTI jadi semacam jembatan menyalurkan dan memberi solusi permasalahan PTS.
"Karena pada kampus PTS, terdapat seribu satu persoalan dengan karakter PTS yang berbeda. Diharapkan dengan duet kepemimpinan LLDIKTI IX saat ini akan mampu memberi solusi bagi dosen yang masalah serdos, study lanjut dengan bea siswa, jabatan fungsional dan lainnya," katanya.
Selain itu, lanjutnya, juga harus mampu memberi solusi bagi mahasiswa dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), pertukaran mahasiswa, KIP dan UKT serta masalah mahasiswa lainnya.
Seperti diketahui Sekjen Kemendikbudristek, Ir. Suharti, M.A., Ph.D, Selasa 5 Juli 2022 di Jakarta resmi melantik, Syahruddin, ST, selaku Kabag Umum LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara. Dia dilantik bersama dengan 42 pejabat lainnya di Lingkungan Kantor Kemendikbud Ristek.
Syahruddin menggantikan pejabat sebelumnya, Munawir Sadzali Razak, SIP MA, yang jadi Kepala LLDIKTI Wilayah XVI Gorontalo, Sulut dan Sulteng.
Sosok Syahruddin adalah orang lama di kantor LLDIKTI IX Sultanbatara, mulai berkarier jadi PNS pada 1993, selama meniti karier silih berganti Koordinator Kopertis Wilayah IX dan Kepala LLDIKTI IX datang dan pergi. Udin panggilan akrabnya lahir di Ujung Pandang 15 Desember 1968.
Analis Anggaran Ahli Muda Kantor LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara ini, awalnya kuliah pada S1 Pendidikan Teknik Elektro di IKIP Manado 1988-1991.
Kemudian pindah kuliah ke IKIP Ujungpandang, tetapi di kampus ini tidak sempat menyelesaikan studi dan selesai Sarjana Teknik pada Institut Sains dan Teknologi Pembangunan Indonesia Makassar. Saat ini Udin sedang merampungkan studi Magister Manajemen pada ITB Nobel Makassar. (yahya)