Ssaat Prof Deddy sedang menuju kampus Fikom Unpad di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, dari rumahnya di Bandung, tiba-tiba Dr Aqua menelefonnya. Mengabari ada pesanan sebanyak 150 eksemplar bukunya dari Ventje. Perasaannya kaget campur gembira.
Selesai komunikasi sama Dr Aqua, Prof Deddy langsung kirim WA ke Ventje. “Pak Ventje, selamat pagi. Ini dengan Deddy Mulyana. Semoga Pak Ventje dalam keadaan sehat ya. Saya dengar dari Pak Aqua, Pak Ventje mau pesan buku terbaru saya. Wah terima kasih, Pak Ventje. Saya senang sekali.
Dr Aqua dan Ventje memang sahabat sangat karib. Bahkan, keduanya meski berbeda latar belakang kultur maupun agama, telah sama-sama menganggap saudara satu sama lain. Komunikasinya melebihi saudara kandung. Mereka selalu bicara terbuka dan apa adanya, di samping saling menyemangati dan menguatkan.
Ciri yang melekat pada Dr Aqua dan Ventje, sama-sama memiliki kecintaan dan rasa hormat yang luar biasa pada orangtua mereka, bahkan juga memiliki respek dan kasih sayang yang kuat pada orang lain.
Siapapun itu. Prof Deddy mengungkapkan, seolah menjadi berkah, pemesanan buku dalam jumlah di luar dugaannya dari Dr Aqua dan Ventje, juga disusul oleh pemesanan lain terus mengalir.
“Saya ini sudah menghubungi penerbit untuk cetak sebanyak dua kali dan bukunya sudah habis. Saat ini, saya tengah menunggu buku yang dicetak untuk ketiga kali. Tentu ini di luar dugaan saya dan saya menghaturkan terima kasih atas semua pemesanan buku-buku tersebut,” ucap dosen favorit di Fikom Unpad itu.
Laris manisnya buku ini, menurut Prof Deddy, mungkin karena, menurut Ave Rosa A. Djalil, yang wartawan dan dosen Universitas Mercu Buana Jakarta, dirinya (sebagai akademisi) melakukan sebuah ‘pelanggaran yang manis’.
“Sekali lagi, terima kasih kepada para peminat buku saya yang ‘out of the box’ ini, khususnya kepada Pak Aqua dan Pak Ventje,” pungkas Prof Deddy. (*).