Dr. Muhammad Shuhufi, M.Ag : Pasangan Ibrahim-Siti Hajar A.S Lahirkan Seorang Generasi Teladan

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Pertama, visi pendidikan Ibrahim adalah mencetak generasi saleh yang menyembah hanya kepada Allah SWT. Dalam penantian panjang beliau berdoa agar diberi generasi saleh yang dapat melanjutkan perjuangan agama tauhid. Visi Ibrahim ini diabadikan Allah SWT dalam Alquran “Rabban hablii minas shalihin” (Ya, Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang yang saleh).(Q.S.Ash=Shaaffaat:100).

Ibrahim sangat konsisten dengan visi ini. Doa ini pun senantiasa dimohonkan pada setiap saat dan setiap kesempatan dan tidak pernah terpengaruh predikat dan titel-titel selain kesalehan.

“Dalam mentransfer nilai kepada anaknya, Ibrahim selalu bertanya “maa ta’buduuna min ba’dii” bukan “maa ta’kuluuna min ba’dii”. (Nak, apa yang kau sembah sepeninggalku ?) bukan pertanyaan (Apa yang kamu makan sepeninggalku ?). Ibrahim tidak terlalu khawatir akan nasib ekonomi anaknya, tetapi Ibrahim sangat khawatir ketika anaknya nanti menyembah tuhan selain Allah SWT,” ujar Muhammad Shuhufi.

Kedua, misi pendidikan Ibrahim adalah mengantar Ismail dan putra-putranya mengikuti ajaran Islam secara totalitas. Ketaatan ini dimaksudkan sebagai proteksi agar tidak terkontaminasi dengan ajaran berhala yang telah mapan di sekitarnya pada zaman itu.

Ketiga, kurikulum pendidikan Ibrahim yang juga sangat lengkap. Muatannya telah menyentuh kebutuhan dasar manusia. Aspek yang dikembangkan meliputi: ‘tilawah’ untuk pencerahan intelektual, ‘tazkiah’ untuk penguatan spiritual, ‘taklim’ untuk pengembangan keilmuan dan ‘hikmah’ sebagai panduan operasional dalam amal-amal kebajikan.

Keempat, lingkungan pendidikan Ibrahim bagi putranya bersih dari virus akidah dan akhlak. Beliau dijauhkan dari berhala dunia, pikiran sesat, budaya jahiliah, dan perilaku sosial yang tercela. Hal ini dipilih agar pikiran dan jiwanya terhindar dari kebiasaan buruk di sekitarnya.

“Selain jauh dari perilaku yang tercela, tempat pendidikan Ismail juga dirancang menjadi satu kesatuan dengan pusat ibadah ‘Baitullah’. Hal ini dipilih agar Ismail tumbuh dalam suasana spiritual beribadah (salat) hanya kepada Allah SWT. Kiat ini sangat strategis karena faktor lingkungan sangat berpengaruh kepada perkembangan kejiwaan anak di sekitarnya,” kata dosen FDK UIN Alauddin Makassar itu di hadapan jamaah yang memadati ruang dalam dan bagian luar masjid yang dibangun sekitar tahun 1984 tersebut.

Baca juga :  Pastikan Proses Berjalan Lancar, Pangdam XIV/Hsn Tinjau Pelaksanaan Seleksi Cata PK TNI TA 2024

Muhammad Shuhufi mengatakan, tidak ada kata terlambat, sekarang harus bangkit menyelamatkan anak-anak keturunan kita. Hal paling prioritas dari nilai-nilai pendidikan Ibrahim yang harus menjadi pola hari ini adalah ‘bi’ah’ (penciptaan lingkungan yang mendidik). Lingkungan pendidikan harus bebas dari virus akidah dan akhlak. Perlu suaka generasi (kawasan steril) bagi perkembangan dan pertumbuhan setiap anak.

“Para orang tua dan pengelola pendidikan hari ini harus mencontoh keberanian Ibrahim dan Siti Hajar dalam mengamankan Ismail dari lingkungan buruk. Harus ada benteng yang kuat untuk mengamankan anak kita dari pengaruh narkoba, judi, seks bebas, dan kekerasan. Melepas anak berada dalam lingkungan yang buruk seperti ini, berarti kita telah menghancurkan masa depan mereka,” ujarnya,.

Kata Muhammad Shuhufi lagi, ada kesalahan dalam menilai keberhasilan anak-anak kita. Terkadang kita sangat bangga ketika anak meraih juara olimpiade sains atau menjadi siswa teladan dalam prestasi akademik. Namun kita jarang mengbubungkan prestasi mereka dengan akhlak dan kepribadiannya.

“Maka, menjadi lumrah kita dapatkan anak-anak cerdas secara intelektual dan ‘skill’ tinggi, tetapi ibadah, akhlak, dan kepribadiannya sangat memprihatinkan,” kunci Dr. Muhammad Shuhufi, M.Ag dalam kutbahnya yang sekitar 25 menit tersebut. (MDA)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Menapak Tangga Curam Inklusivitas di Hari Disabilitas Internasional Makassar

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Tangga besi itu terasa lebih curam dari biasanya. Setiap pijakan bukan sekadar anak tangga, tetapi...

Penyuluh Agama Buddha Apresiasi ToT Anti Narkoba Lintas Agama

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Sebagai upaya untuk memperkuat komitmen komunitas umat beragama dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika, Forum Kerukunan Umat...

1.944 Peserta Ikuti Seleksi Ketat, Pangdam: Tak Ada Ruang bagi Calo!

PEDOMANRAKYAT, PAKATTO - Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Bangun Nawoko memimpin Sidang Pemilihan Tingkat Subpanpus Penerimaan Calon Tamtama (CATA)...

Konferensi Pertama PUK Buruh Bagasi Makassar: KPBI Soroti Pentingnya Konsolidasi dan Perlindungan Pekerja

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Pimpinan Unit Kerja (PUK) Tenaga Kerja Bagasi Pelabuhan Utama Makassar yang bernaung di bawah PSBM-KPBI...