PEDOMAN RAKYAT.SIDRAP---Pelaksanaan Idul Adha tahun ini kembali diwarnai adanya perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah. Perbedaan terjadi karena adanya dua metode dalam penentuan awal bulan.
Kendati demikian, Pemerintah tetap menghargai dan memberi kesempatan terhadap ormas Islam atau jemaah tertentu yang mengawali bulan Dzulhijjah berdasarkan metode dan keyakinan masing-masing,.
Hal tersebut di sampaikan Wakil Bupati Sidrap, H. Mahmud Yusuf, saat membacakan sambutan tertulis Bupati Sidrap pada pelaksanaan Shalat Idul Adha 1443 H Tingkat Kabupaten, Ahad 10 Juli 2022 di Mesjid Agung Pangkajene Sidrap
Dikatakan Mahmud Yusuf bahwa adanya perbedaan tersebut, hendaknya tidak dijadikan masalah yang menimbulkan perselisihan sehingga dapat mengganggu ketentraman dan keamanan serta persaudaraan sesama kaum muslimin.
"Meskipun ada perbedaan dalam menentukan Hari Raya Idul Adha, tidak berarti rasa sukacita dalam merayakan Idul Adha dan penyembelihan hewan qurban menjadi berkurang," ungkap Mahmud Yusuf
Sementara itu, Khatib, Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag, memaparkan, Idul Adha yang biasa disebut lebaran haji selalu memberi makna dan pembelajaran yang sangat berharga baik secara pribadi, keluarga, maupun sebagai umat dan bangsa .
Lanjut H. Abustani Ilyas di kesempatan itu juga menjelaskan, kuota haji yang di berikan Pemerintah Arab Saudi kepada Indonesia tahun 2022 sebanyak 100.051 orang, beserta petugas haji yang mendampingi sebanyak 1.901 orang.
"Tanggal 24 Juni 2022 , bangsa Indonesia kembali mendapatkan kuota tambahan sebanyak 10.000 meski tidak bisa dipenuhi karena mepetnya waktu dan beberapa pertimbangan lainnya," ungkap Abustani Ilyas
Ia berharap di tahun akan datang, pelaksanaan Ibadah Haji dapat di selenggarakan dengan suasana normal.
"Yang terpenting mendoakan agar semua saudara sebangsa dan setanah air dan seluruh umat Islam dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan mencapai terajat Haji Mabrur," kunci H. Abustani Ilyas. (Ris).